"Rapatkan shaf dan barisan!" (Seminggu saat Ramadan 2020)
Beberapa hari kemudian ...
"Innalillahi wainnailaihi rojiun ...." (Suara dari Toa masjid.
Esoknya ...
"Bapak-bapak, ibu-ibu dan seluruh masyarakat sekitarnya, dikarenakan corona, maka kita melaksanakan ibadah tarawih, witir dan lainnya di rumah masing-masing. Untuk mencegah penyebaran virus corona. Demikian, dan semoga dapat dimaklumi!"
Rasa suka cita ketika bulan Ramadan, berganti duka, tepat saat diumumkannya pelaksanaan ibadah tarawih, witir dan lainnya di rumah saja. Benar-benar hari itu seperti ada momok yang sangat menakutkan. Harus di rumah saja, dengan segala keterbatasan yang ada. Hati was-was ketika hendak ke luar rumah, bahkan sehari saya bisa mencuci lebih dari 5 potong pakaian jika ke luar rumah. Sebab khawatir, jika pakaian yang dipakai ke luar tidak segera dicuci dapat membawa virus yang marak saat itu.
Beberapa hari berlalu dari peristiwa tersebut, masjid yang biasanya ramai oleh jamaah untuk melaksanakan salat Tarawih dan Witir, masjid yang biasanya mengumandangkan suara ibu-ibu bertadarusan, seketika sepi.
Ada rasa sedih, tapi demi keselamatan bersama, tentu saja semua itu harus dilakukan. Bahkan, untuk berkumpul bersama keluarga besar pun harus ditunda dulu.
Pelajaran Berharga Dari Ramadan Sebelumnya
"Pengalaman adalah guru yang paling berharga"
Sayangnya, meski pandemi masih terjadi, dan penyebaran virus corona masih berlangsung, tak sedikit yang masih abai terhadap apa yang sedang terjadi. Cuek, dan menganggap jika pandemi hanya isu miring yang dibuat-buat oleh oknum tertentu. Sehingga mereka abai terhadap apa yang diperintahkan, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak.Â
Nyatanya, ada beberapa tetangga yang tidak menggunakan masker ketika ke luar rumah, bahkan membiarkan anak-anak mereka bermain dan berkeliaran di luar rumah tanpa menggunakan masker. Miris!
"Ah, nggak usah takut sama corona, enggak ada itu corona!" Kata salah satu diantara mereka yang berkumpul di depan rumah.
Meski Saya di dalam rumah, jelas terdengar apa yang mereka katakan. Menganggap remeh pandemi yang masih terjadi. Tak lama, terdengar lagi kabar berita kematian akibat virus corona, sejak saat itu mereka yang kerap menyepelekan tak pernah lagi berkerumun di depan rumah.
Ramadan Tahun Ini
Alhamdulillah, tahun ini masih diberi umur panjang, sehingga bisa kembali menyambut bulan suci Ramadan. Jika Ramadan tahun lalu harus menjalankan ibadah di rumah saja, tahun ini tentunya sedikit berbeda, jamaah dibolehkan melaksanakan salat Tarawih, Witir bahkan Tadarusan di masjid, namun dengan protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak.
Meskipun saat ini di beberapa masjid sudah dibolehkan untuk digunakan salat berjamaah dan ibadah lainnya, namun tentunya dengan suasana yang berbeda, tetap harus menjalankan protokol kesehatan.
Bulan Ramadan bulan baik untuk memanjatkan doa-doa, semoga pandemi ini segera berlalu, dan kita bisa berkumpul seperti dulu, tanpa adanya jarak yang memisahkan.Â
Betapa bahagianya bukan, jika dapat bercengkrama dengan sahabat dan keluarga seperti dulu sebelum adanya corona. Pandemi yang masih terjadi saat ini hendaklah menjadi cambuk, agar ibadah di bulan Ramadan ini lebih khusuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H