Mohon tunggu...
ELVA SRIYANI
ELVA SRIYANI Mohon Tunggu... Guru - saya seorang guru, dengan jabatan guru kelas

saya seoarang guru yang menyukai anak-anak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter bagi Siswa

25 November 2023   08:45 Diperbarui: 25 November 2023   08:47 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam implementasi, penguatan pendidikan karakter bisa dilaksanakan dengan berbasis sekolah dan berbasis keluarga. Pada penguatan pendidikan berbasis sekolah, sekolah tidak hanya diartikan sebagai tempat belajar, namun sekaligus  dijadikan juga tempat memperoleh peningkatan karakter bagi peserta didik yang merupakan bagian terpenting dari pendidikan karakter itu sendiri, dengan kata lain sekolah bukanlah sekedar tempat “transfer knowledges” namun juga lembaga yang berperan dalam proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai yang baik (value-oriented enterprise).  Di samping itu sekolah bertanggung jawab bukan hanya dalam mencetak peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam karakter dan kepribadian.

Sementara untuk penguatan pendidikan karakter yang berbasis keluarga, dapat dilaksanakan dengan menjadikan keluarga dan rumah tangga sebagai lingkungan pembentukan watak dan karakter pertama dan utama bagi peserta didik sehingga keluarga / rumah tangga dijadikan sebagai “school of love” tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang serta tempat pertama penyemaian nilai-nilai kebaikan serta  prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan sehingga diharapkan peserta didik telah memiliki potensi dan bekal yang memadai untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah.

Dalam rangka untuk memberikan nilai positif bagi peserta didik maka pelaksanaan penguatan pendidikan karakter perlu disupport oleh keteladanan, pengajaran dan penguatan. Dari sisi keteladanan,  dimana guru,  orang tua atau anggota masyarakat dapat menjadi panutan / model positif bagi peserta didik,  sedangkan dari sisi pengajaran, guru dan keluarga mengajarkan karakter / nilai-nilai yang baik serta menggabungkan pengetahuan akademik dengan nilai-nilai kearifan lokal, dan yang lebih penting juga dari sisi penguatan dimana sekolah dan keluarga harus dapat meningkatkan atau memperkuat karakter dan nilai – nilai yang baik dengan kegiatan pendukung di luar sekolah,  di luar  rumah, maupun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pada dasarnya, penguatan Pendidikan karakter bermuara kepada terbentuknya peserta didik yang memiliki keselarasan dan keseimbangan antara pengetahuan akademik, sikap / prilaku yang baik dan ketrampilan menuju era revolusi industry 4.0 maupun era Society 5.0. Semoga dengan selalu melakukan penguatan Pendidikan karakter akan menghasilkan peserta didik yang tidak hanya mempunyai pengetahuan akademik yang baik tetapi juga memiliki  karakter yang berkualitas.

Cara Membangun Karakter Siswa

Adapun beberapa cara membangun karakter siswa yang dapat guru terapkan di sekolah maupun di kelas.

1. Memberikan contoh yang baik

Guru adalah orang tua siswa di sekolah. Maka dari itu, usahakan Bapak dan Ibu guru dapat memberikan contoh atau teladan yang baik untuk siswa. Sebab, segala hal yang dilakukan oleh guru, baik itu nasihat ataupun perintah akan dilihat dan diikuti oleh siswa.

Jika seorang guru bersikap baik, sopan, tegas, disiplin, dan ramah kepada orang lain, maka siswa akan meniru perilaku tersebut. Sebaliknya, jika seorang guru bersikap tidak sopan dan kasar, maka ada kemungkinan siswa akan meniru perilaku kurang baik tersebut. Jadi, usahakan Bapak dan Ibu guru untuk selalu memberikan contoh yang baik pada siswa. Ingat, sering kali siswa mengingat gurunya tidak hanya dari pelajaran yang diajarkan, tapi juga sifat yang dimiliki oleh guru tersebut.

2. Menyelipkan pesan moral di setiap pembelajaran

Cara membangun karakter siswa berikutnya adalah dengan menyelipkan pesan-pesan moral kepada siswa di setiap pembelajaran. Hal ini akan membuat siswa memahami bahwa ilmu yang dipelajarinya memiliki banyak manfaat untuk masa depannya maupun orang lain. Misalnya, saat sedang mengajar Biologi, guru bisa menyampaikan pentingnya untuk tidak membuang limbah sembarangan. Dengan begitu, siswa tidak hanya mengetahui bahaya membuang limbah sembarangan, tapi juga meningkatkan pemikiran kritisnya dan rasa pedulinya terhadap lingkungan.

3. Memberikan penghargaan dan apresiasi

Siswa akan merasa senang jika usaha dan kerja kerasnya dihargai atau diapresiasi. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Bapak dan Ibu guru memberikan penghargaan dan apresiasi atas usaha dan kerja keras yang telah dilakukan oleh siswa. Penghargaan dan apresiasi ini tidak hanya diberikan saat siswa meraih prestasi akademik saja, seperti menang lomba olimpiade, tapi juga bisa diberikan saat siswa menunjukkan kemajuannya dalam belajar, meskipun kemajuan kecil. Ucapkan selamat dan terima kasih kepada siswa atas kemajuannya tersebut. Dengan memberikan penghargaan dan apresiasi kepada siswa, akan membentuk karakter siswa yang lebih percaya diri dan bersemangat dalam belajar karena merasa dihargai dan diakui.

4. Bersikap jujur dan terbuka

Setiap manusia pasti tidak luput dari kesalahan, tak terkecuali guru. Ketika Bapak dan Ibu guru melakukan kesalahan, jangan malu untuk mengakuinya dan meminta maaf kepada siswa. Sikap ini jujur dan terbuka ini nantinya akan dicontoh oleh siswa dan merupakan contoh sikap yang perlu diteladani siswa.

5. Mengajarkan sopan santun

Selain jujur dan terbuka, sopan santun juga perlu diajarkan kepada siswa. Pasalnya, ada masanya siswa melakukan hal yang tidak sopan secara tidak sengaja karena ketidaktahuan mereka bahwa hal yang dilakukan tidak sopan. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu guru perlu mengajarkan siswa sopan santun. Jika mereka melakukan hal yang tidak sopan, tegurlah secara lemah lembut dan tidak menghakimi karena ini adalah salah satu bentuk cara mengajarkan sopan santun pada siswa. Hindari menegur siswa dengan keras, apalagi sampai mengeluarkan kata-kata kasar. Hal ini akan membuat siswa malu dan justru membenci Bapak dan Ibu guru.

6. Memberikan inspirasi

Cara membangun karakter siswa berikutnya adalah dengan memberikan menceritakan kisah kesuksesan seseorang atau pengalaman diri sendiri kepada siswa. Cerita inspiratif seperti ini biasanya membuat siswa tertarik dan bersemangat dalam meraih cita-cita atau impiannya.

Saat ini memang sudah tidak ada ranking di sekolah. Ini sebagai perbaikan dari sistem lama. Dimana pendidikan dibuat hanya mencetak orang pintar. Mengajak anak untuk bersaing agar pintar. Padahal semangat pendidikan adalah menumbuhkan pemikiran kepada anak. Apa yang mereka inginkan dan apa keahlian mereka untuk dikembangkan. Hal yang paling penting dalam pendidikan adalah karakter.

Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Sadar atau tidak ketika mendidik anak-anak. Maka hasil akhirnya adalah masa depan bangsa ini. Saat ini dunia pendidikan sedang berbenah. Kurikulum yang ada saat ini. Memang sudah baik, namun bagi beberapa pengamat pendidikan. Ada yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. Saat ini dalam pendidikan kita. Hasil akhir adalah nilai dan dianggap sebagai standar akhir. Pada akhirnya saat ini kita melihat. Banyak orang-orang pintar di Indonesia. Namun sayang kepintaran mereka kadang hanya untuk membodohi orang lain. Ilmu yang mereka miliki lebih kepada mengejar hedonisme dunia. Ingin lebih pintar dan kaya dari orang lain.

Banyak di negeri ini orang-orang pintar. Namun banyak pula orang-orang pintar yang memiliki etika yang baik. Mengapa hal ini bisa terjadi? Kebanyakan mereka tidak diajarkan memiliki karakter sopan santun. Karakter inilah yang menjadikan anak-anak lebih berguna di masyarakat. Jika anda menemukan orang pintar dengan karakter suka menolong. Maka yang terjadi adalah ia akan bersemangat membantu masyarakat. Kepintarannya menjadi kebermanfaatan untuk orang lain. Di sinilah membangun karakter menjadi penting bagi pendidikan. Agar tidak hanya menjadikan orang pintar namun bermanfaat. Pendidikan karakter memiliki fungsi dalam pendidikan. Kita sudah saatnya merubah orientasi. Tidak hanya menjadikan orang pintar. Namun seseorang yang berkarakter dan pintar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun