3. Memberikan penghargaan dan apresiasi
Siswa akan merasa senang jika usaha dan kerja kerasnya dihargai atau diapresiasi. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Bapak dan Ibu guru memberikan penghargaan dan apresiasi atas usaha dan kerja keras yang telah dilakukan oleh siswa. Penghargaan dan apresiasi ini tidak hanya diberikan saat siswa meraih prestasi akademik saja, seperti menang lomba olimpiade, tapi juga bisa diberikan saat siswa menunjukkan kemajuannya dalam belajar, meskipun kemajuan kecil. Ucapkan selamat dan terima kasih kepada siswa atas kemajuannya tersebut. Dengan memberikan penghargaan dan apresiasi kepada siswa, akan membentuk karakter siswa yang lebih percaya diri dan bersemangat dalam belajar karena merasa dihargai dan diakui.
4. Bersikap jujur dan terbuka
Setiap manusia pasti tidak luput dari kesalahan, tak terkecuali guru. Ketika Bapak dan Ibu guru melakukan kesalahan, jangan malu untuk mengakuinya dan meminta maaf kepada siswa. Sikap ini jujur dan terbuka ini nantinya akan dicontoh oleh siswa dan merupakan contoh sikap yang perlu diteladani siswa.
5. Mengajarkan sopan santun
Selain jujur dan terbuka, sopan santun juga perlu diajarkan kepada siswa. Pasalnya, ada masanya siswa melakukan hal yang tidak sopan secara tidak sengaja karena ketidaktahuan mereka bahwa hal yang dilakukan tidak sopan. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu guru perlu mengajarkan siswa sopan santun. Jika mereka melakukan hal yang tidak sopan, tegurlah secara lemah lembut dan tidak menghakimi karena ini adalah salah satu bentuk cara mengajarkan sopan santun pada siswa. Hindari menegur siswa dengan keras, apalagi sampai mengeluarkan kata-kata kasar. Hal ini akan membuat siswa malu dan justru membenci Bapak dan Ibu guru.
6. Memberikan inspirasi
Cara membangun karakter siswa berikutnya adalah dengan memberikan menceritakan kisah kesuksesan seseorang atau pengalaman diri sendiri kepada siswa. Cerita inspiratif seperti ini biasanya membuat siswa tertarik dan bersemangat dalam meraih cita-cita atau impiannya.
Saat ini memang sudah tidak ada ranking di sekolah. Ini sebagai perbaikan dari sistem lama. Dimana pendidikan dibuat hanya mencetak orang pintar. Mengajak anak untuk bersaing agar pintar. Padahal semangat pendidikan adalah menumbuhkan pemikiran kepada anak. Apa yang mereka inginkan dan apa keahlian mereka untuk dikembangkan. Hal yang paling penting dalam pendidikan adalah karakter.
Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Sadar atau tidak ketika mendidik anak-anak. Maka hasil akhirnya adalah masa depan bangsa ini. Saat ini dunia pendidikan sedang berbenah. Kurikulum yang ada saat ini. Memang sudah baik, namun bagi beberapa pengamat pendidikan. Ada yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. Saat ini dalam pendidikan kita. Hasil akhir adalah nilai dan dianggap sebagai standar akhir. Pada akhirnya saat ini kita melihat. Banyak orang-orang pintar di Indonesia. Namun sayang kepintaran mereka kadang hanya untuk membodohi orang lain. Ilmu yang mereka miliki lebih kepada mengejar hedonisme dunia. Ingin lebih pintar dan kaya dari orang lain.
Banyak di negeri ini orang-orang pintar. Namun banyak pula orang-orang pintar yang memiliki etika yang baik. Mengapa hal ini bisa terjadi? Kebanyakan mereka tidak diajarkan memiliki karakter sopan santun. Karakter inilah yang menjadikan anak-anak lebih berguna di masyarakat. Jika anda menemukan orang pintar dengan karakter suka menolong. Maka yang terjadi adalah ia akan bersemangat membantu masyarakat. Kepintarannya menjadi kebermanfaatan untuk orang lain. Di sinilah membangun karakter menjadi penting bagi pendidikan. Agar tidak hanya menjadikan orang pintar namun bermanfaat. Pendidikan karakter memiliki fungsi dalam pendidikan. Kita sudah saatnya merubah orientasi. Tidak hanya menjadikan orang pintar. Namun seseorang yang berkarakter dan pintar.