Mohon tunggu...
Elvina Jaya Saputra
Elvina Jaya Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Desain Interior Universitas Kristen Petra

Mahasiswa jurusan Desain Interior dari Universitas Kristen Petra.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa Sih Biophilic Design Itu?

15 November 2022   21:24 Diperbarui: 15 November 2022   21:54 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan bentuk lengkung sepanjang dinding dan plafond meniru bentuk dari pohon. Sumber gambar: dezeen.com via Pinterest.

Kehidupan kota yang berat membuat banyak masyarakat yang lelah dan tertekan, baik secara fisik atau mental. Akibatnya, produktivitas orang-orang menurun. Hal ini membuat masyarakat perlahan-lahan sadar akan pentingnya desain sebuah ruang yang baik yang dapat meningkatkan produktivitas. Salah satunya adalah dengan mendekatkan diri dengan alam, seperti dengan menerapkan biophilic design. Lalu, apa itu biophilic design?

Biophilic design berasal dari kata biophilia dan design. Biophilia sendiri terdiri atas 2 kata dalam bahasa Yunani: bio yang berarti hidup dan philia yang berarti cinta. Jika digabungkan, maka akan muncul arti kecintaan akan hidup. Biophilia juga dapat disebut sebuah kecenderungan atau bawaan alami manusia sebagai makhluk hidup untuk menyukai alam atau kejadian-kejadian yang terjadi di alam. 

Dengan begitu, biophilic design dapat diartikan sebagai penerapan dari biophilia di dalam desain, yaitu sebuah desain yang menyatukan atau mendekatkan manusia dengan alam atau kejadian-kejadian yang terjadi di dalamnya. 

Seperti yang disebutkan sebelumnya, biophilic design dapat memberikan dampak bagi kesehatan, seperti meningkatkan kemampuan kognitif, mengurangi stress, dan mengontrol suasana hati dan emosi. Tujuan penerapan biophilia dalam desain, terutama dalam arsitektur dan interior, adalah untuk menciptakan sebuah ruang yang dapat menyatukan manusia dengan alam. 

Dengan demikian, ruang yang tercipta tersebut dapat menjadi ruang yang inspiratif, restoratif, dan sehat untuk manusia secara fisik dan mental.

Melihat dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan jika biophilic design bukan sekedar meletakkan tanaman di dalam ruangan. Biophilic design berbicara mengenai bagaimana caranya kita sebagai manusia untuk dapat kembali terhubung dengan alam. 

Menurut Terrapin (2014), ada sebanyak 14 patra yang terbagi dalam 3 kategori mengenai bagaimana caranya menghubungkan antara manusia dengan alam, yaitu: Nature in Space, Natural Analogues, dan Nature of the Space.

Ruang dengan jendela besar sebagai konektor visual dengan lingkungan disekitar. Sumber gambar: Pinterest.
Ruang dengan jendela besar sebagai konektor visual dengan lingkungan disekitar. Sumber gambar: Pinterest.

Nature in Space berbicara mengenai adanya keberadaan alam secara langsung melalui bentuk fisik di dalam sebuah ruang. Alam yang dimaksud sendiri dapat berupa makhluk hidup seperti tanaman atau hewan atau benda mati seperti air, angin, dan cahaya matahari. Keberadaan alam ini yang kemudian harus dapat dirasakan oleh panca indra manusia baru dapat disebut menerapkan biophilic design. 

Ruang-ruang yang memenuhi kategori ini adalah ruang-ruang yang menyediakan kesempatan dari panca indra manusia untuk merasakan alam tersebut. Manusia harus dapat melihat, mendengar, menyentuh, merasakan atau mencium unsur alam tersebut. 

Selain itu, juga harus dapat membantu pengguna ruang untuk dapat menyadari perubahan--perubahan yang terjadi pada lingkungan di sekitar mereka, seperti perubahan musim, cuaca, atau hanya sekedar awan yang bergerak dan adanya burung yang berkicau. 

Penggunaan bentuk lengkung sepanjang dinding dan plafond meniru bentuk dari pohon. Sumber gambar: dezeen.com via Pinterest.
Penggunaan bentuk lengkung sepanjang dinding dan plafond meniru bentuk dari pohon. Sumber gambar: dezeen.com via Pinterest.

Natural Analogues berbicara mengenai bagaimana caranya membawa suasana akan alam secara tidak langsung ke dalam ruang. Maksudnya adalah dengan menghubungkan ruang dengan alam dengan cara menggunakan berbagai informasi dari alam seperti material, bentuk, warna, dan patra yang diproses menjadi struktur dari ruang atau dalam bentuk karya seni. 

Berdasarkan deskripsi tersebut, maka Natural Analogues meliputi penggunaan patra dan bentuk-bentuk yang dapat ditemukan di alam. Hal ini termasuk kontur, pola, tekstur, dan susunan numerikal. Selain itu penggunaan material-material alami juga termasuk kategori ini, dengan syarat material yang digunakan menjalani proses pengolahan yang minim dan dapat menunjukkan kekhasan ekologi atau geografis dari tempat tersebut.

Hal yang terakhir adalah mengenai kemampuan dari ruang tersebut untuk menarik perhatian dan kaya akan informasi untuk dicerna, seperti dengan menggunakan patra-patra fractal (pengulangan dengan variasi skala), dengan syarat patra-patra tersebut tidak berlebihan.

Nook sebagai tempat bagi pengguna ruang untuk berlindung dan beristirahat sementara dari kegiatan sehari-hari. Sumber gambar: dwell.com via Pinterest.
Nook sebagai tempat bagi pengguna ruang untuk berlindung dan beristirahat sementara dari kegiatan sehari-hari. Sumber gambar: dwell.com via Pinterest.

Nature of the Space berbicara mengenai konfigurasi spasial di alam. Yang termasuk dalam hal ini adalah keinginan, baik bawaan atau hasil dari pengamatan di sekitar, dari dalam diri manusia untuk dapat melihat lebih jauh tanpa batas atas hal-hal disekitar kita. 

Selain itu, juga berupa terciptanya sebuah ruang yang mendorong diri manusia untuk mau mencari tahu akan hal-hal yang diluar kebiasaan sehari-hari, atau bahkan hal-hal yang ditakuti, dengan syarat ada jaminan akan keselamatan atau perlindungan saat dilakukan. Hal terakhir berupa adanya sebuah tempat untuk berlindung dari rutinitas sehari-hari dan beristirahat.

Dari tulisan di atas, dapat diketahui ada banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk menerapkan konsep biophilic ke dalam sebuah desain. Dari ke-3 kategori yang disebutkan sendiri juga ada banyak yang saling merangkap. 

Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam pelaksanaannya, tidak semua hal yang disebutkan di atas wajib diterapkan dalam sebuah desain. Hal-hal yang telah disampaikan dalam artikel dapat diterapkan sesuai dengan kondisi alam dan lingkungan serta budaya dari masing-masing tempat.

Referensi: Browning, W.D., Ryan, C.O., Clancy, J.O. (2014). 14 Patterns of Biophilic Design. New York: Terrapin Bright Green llc.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun