Untaian tasyakur luhur, ku ungkapkan pada Sang Pemilik Keluhuran, penuh asa kupersembahkan rangkaian kata, yang tersembunyi dengan gemuruhnya dalam dada
Dalam keheningan, dalam kesendirian, dalam masa yang penuh pengharapan, rindu ini begitu dalam menggigit hingga begitu sakit
Masa telah berlalu tanpa mau menungguku, ia pergi begitu saja tanpa menghiraukan ku yang masih berjalan tertatih-tatih
Hatiku terus menjerit dalam kerinduan yang dalam ini, kerinduan yang tanpa batas, entah pada siapa, hanya ingin kusimpan sendiri, sehingga gejolaknya semakin kuat mendorong jemariku untuk menarikan pena dan menarik kata demi kata
Tak sanggup aku menahan semua ini, menahan dorongan dan gejolak ini, yang seolah memaksaku untuk terus mendaki, mendaki dan mendaki dan aku pun akhirnya pasrah untuk terus mendaki dan tak ingin berhenti
Rindu, mengapa engkau terus menyiksaku ? Tak cukupkah bagimu, yang terus melukaiku ? Menjadikan semakin menganga lukaku ? Hingga mengeringkan tetesan air mataku ?
Oh...Rindu kumohon padamu tuntun lah diriku untuk bertemu, sehingga menyembuhkan dalamnya nganga lukaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H