Mohon tunggu...
Annisa Hadi El Ulya
Annisa Hadi El Ulya Mohon Tunggu... Lainnya - Mengikat ilmu dengan menulis, karena menulis membuatmu abadi

Ibu Rumahtangga adalah puncak dari segala karir

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Se Siung Bawang

17 Oktober 2021   08:52 Diperbarui: 17 Oktober 2021   08:57 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Se siung Bawang buatku menangis perih, entah karena kuat dan pedihnya bawang itu, atau karena adanya sesuatu yang bergemuruh dalam dadaku

Se siung bawang ku patri kan sebagai bentuk rasa cintaku pada belahan jiwaku, hingga terukir seulas senyum menawan di bibir yang terasa kelu, kelu tak mampu berucap ketika, ada sedikit riak mengganggu senyum itu 

Gemuruh di dada menahan amarah yang menggelora di dalam jiwa, adanya pengganggu dalam langkah indah cintaku, betapa ia merisaukan dan merusak keindahan senyum itu 

Se siung bawang ini, menjadi saksi betapa hati tak dapat dibohongi, hati yang bergejolak, jeritan amarahnya menggelegar 

Namun peluk erat kekasih hati menenangkan gejolak dan amarah itu, hingga buatku tersadar itu hanya mimpi buruk tentang se siung bawang yang telah buatku menangis dan menjerit kencang dalam dadaku 

171021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun