Andra dan Ririn baru saja pindah dari kota ke sebuah kampung yang masih terpencil. Andra mendapat tugas baru di kampung tersebut, dan awalnya, bergaul dengan masyarakat setempat berjalan lancar. Mereka merasa senang dan mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan baru mereka.
Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Suatu malam, kejadian aneh terjadi di rumah Andra. Semua makanan yang disiapkan Ririn di meja makan tiba-tiba berubah menjadi cacing dan bangkai hewan. Air minum yang ada di gelas juga berubah menjadi merah seperti darah.
Ririn yang melihat pemandangan tersebut langsung berteriak histeris, membuat Andra terkejut dan bingung. Andra mencoba menenangkan Ririn, tetapi dalam hatinya, ia juga merasa sangat ketakutan.
Sejak kejadian itu, banyak hal aneh terjadi di rumah mereka. Suara langkah kaki yang tak terlihat, bayangan yang bergerak sendiri, hingga bau busuk yang muncul tiba-tiba. Mereka tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi.
Suatu malam, saat Andra sedang bekerja di ruang tamu, lampu tiba-tiba padam. Dalam gelap, ia mendengar suara berbisik yang tidak bisa ia pahami. Suara itu terdengar semakin dekat, membuat bulu kuduknya berdiri.
Andra segera mencari lilin dan menyalakannya. Cahaya lilin menerangi ruangan, tetapi bayangan aneh masih terlihat di dinding. Ririn yang sedang tidur di kamar, terbangun dan datang ke ruang tamu. Wajahnya pucat dan ia berkata bahwa ia bermimpi buruk tentang seorang kakek tua yang menyeramkan.
Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk mencari bantuan. Mereka bertanya kepada tetangga tentang kejadian aneh yang mereka alami. Tetangga mereka, Pak Budi, tampak ragu untuk berbicara, tetapi akhirnya ia memberi tahu bahwa rumah mereka memang terkenal angker.
Pak Budi menceritakan bahwa sebelumnya, ada sebuah keluarga yang tinggal di rumah itu. Keluarga tersebut sering mengalami kejadian aneh yang sama. Mereka akhirnya pindah karena tidak tahan dengan gangguan tersebut.
Andra dan Ririn merasa semakin takut. Mereka mulai berpikir untuk pindah kembali ke kota. Namun, Andra masih memiliki tugas yang harus diselesaikan di kampung tersebut. Mereka memutuskan untuk bertahan sedikit lebih lama, sambil mencari solusi.
Malam berikutnya, kejadian aneh semakin intens. Pintu kamar mereka terbuka sendiri, dan mereka mendengar suara tangisan seorang wanita. Ririn tidak bisa tidur dan semakin tertekan dengan situasi tersebut.
Pada suatu malam, ketika mereka sedang makan malam, tiba-tiba meja makan bergoyang sendiri. Semua peralatan makan jatuh dan pecah berantakan. Ririn menangis ketakutan, sementara Andra mencoba untuk tetap tenang meskipun hatinya juga berdebar-debar.