Malam itu, Rendi bermimpi aneh. Ia melihat bayangan-bayangan hitam yang berputar-putar di sekitar pohon besar. Bayangan itu tampak seperti roh-roh yang terperangkap di tempat itu. Ia terbangun dengan perasaan tidak enak.Â
Pagi harinya, pria tua itu kembali muncul. Ia mengatakan bahwa mereka sudah dekat dengan jalur pendakian yang benar. Dengan semangat yang tersisa, mereka mengikuti pria tua itu menuju jalur yang dijanjikan.Â
Namun, ketika mereka mencapai jalur tersebut, pria tua itu tiba-tiba menghilang. Mereka saling memandang dengan bingung dan ketakutan. Tidak ada jejak pria tua itu, seolah-olah ia hanya bayangan.Â
Mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan di jalur yang mereka temukan. Rasa takut dan penasaran bercampur aduk dalam hati mereka. Namun, mereka terus berjalan, berharap bisa segera keluar dari hutan misterius itu.Â
Setelah berjalan beberapa jam, mereka akhirnya melihat tanda-tanda pendakian yang mereka kenal. Rasa lega mulai menyelimuti hati mereka. Mereka mempercepat langkah, berharap bisa segera bertemu dengan pendaki lain.Â
Ketika mereka bertemu dengan kelompok pendaki lain, mereka menceritakan pengalaman mereka. Pendaki lain tampak terkejut mendengar cerita mereka tentang pria tua dan jalur misterius.Â
Seorang pendaki senior mengatakan bahwa legenda tentang roh penjaga gunung sudah lama dikenal. Pria tua yang mereka temui mungkin adalah salah satu dari roh penjaga yang sering membantu pendaki yang tersesat.Â
Rendi dan teman-temannya merasa lega sekaligus takut. Mereka berterima kasih atas bantuan yang diberikan, meskipun mereka tidak akan pernah melupakan pengalaman mengerikan tersebut. Mereka berjanji untuk lebih berhati-hati dan selalu menghormati alam dan roh penunggu yang ada di dalamnya. Â