Menyimak perkembangan Pemilu Indonesia 2014, terlihat sangat jelas bahwa drama yang akan disajikan ke publik tidak akan berhenti dalam kurun waktu dekat ini, bila sebelumnya beberapa pihak mungkin menyangka klimaks akan tercapai pada 9 Juli 2014 ternyata meleset (setidaknya menurut pendapat saya pribadi).
Pergolakan perebutan kekuasaan bersambung ke episode real count yang sesuai jadwal akan diumumkan oleh KPU pada 22 Juli 2014 nanti, apakah klimaksnya akan tercapai dan/atau berhenti disitu? Saya sangat meragukannya, episode tersebut akan terus berlanjut sampai benar-benar dilantiknya Presiden Terpilih bagi Indonesia untuk periode 2014-2019.
Perseteruan sengketa pemilu akan menjadi penghias drama yang akan digelar oleh Mahkamah Konstitusi (MK), belum lagi drama di parlemen dengan berubahnya UU MD3 yang juga tidak kalah hebohnya dalam mematangkan sistem demokrasi di Indonesia nantinya.
Diluar hingar-bingar kompetisi antara 2 (dua) kubu PS-HR dan JKW-JK, kita semua sebenarnya sedikit melupakan bahwa sampai dengan bergantinya kepemimpinan nasional, saat ini (masih) Presiden Indonesia adalah SBY, dan lucunya saya mendapatkan sebuah perasaan aneh mengenai perkembangan kondisi saat ini bahwa SBY dapat dan sekali lagi dapat meneruskan masa jabatannya sebagai Presiden Indonesia.
Indonesia: "tidak ada yang tidak mungkin (bisa) disini"
Salam Demokrasi, Kalau kalah jangan sensi.
Chaotic Scenario:
1. Berhadap-hadapan No.1 dengan No.2
2. Perbenturan terbuka
3. Diredakan oleh Aparat Pemerintahan berkuasa
4. No.1 dan No.2 terlihat sebagai penjahat