Hiruk pikuk ujaran di udara tanpa batas..
Menderu pekik,rasa tercabik buas..
Begitu liar meliuk menembus langit senja tak beruas..
Dendang bualan janji kumal bertaji menyasar kian beringas...
Seutas rasa,setitik asa sesungguhnya terkuras...
Begitu mendayu seolah bersenandung ceritakan puas...
Lirih suara itu menohok hendak  melampaui samudera lepas..
Terpancar silau kerakusan tiada rela berbatas, nampak ingin terus menetas...
Kepongahan jaman kian menajam menembus waktu..
Logika terpedaya oleh suguhan ilusi keindahan hingga termangut bahkan seperti dungu..
Euforia rerumputan seolah candu lepas kendali dalam rayu..
Panorama penuh cerita semu terus merajai waktu...
Lelehan lelehan madu semu merebak sesaat...
Penuhi tepian di tebing rapuh dan rasa sekarat..
Sekarat lukapun seakan hilang cepat dalam sekejam kilat..
Tersentuh sejuk belaian nikmat sesaat...
Segala firasat dan tanda terabaikan oleh silau emas kepalsuan...
Isyarat yang nampak tentang pekat di diamkan,mata dan otak jatuh terikat..
Dalam nada manis yang melangitkan janji mematikan akal, waraspun tersesat...
Walau sesungguhnya nalar masih bisa menakar arti godaan..
Semua rasa mati rasa asa rela di gadai demi nikmat dadakan..,
(puasi amatir anak pinggiran)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI