Catatan pinggiran.
Nalar terhimpit berpikir tentang yang terjadi..
Pandemi semakin menjadi entah kapan usai..
Resesi ekonomi juga terus membayangi...
Sedangkan kinipun masih dalam keterpurukan yang merantai..
Di sana sini masih ramai..
Duduk berdesakan dalam santai..
Kerumunan masih sulit di lerai...
Tradisi tak mau mengalah pada ancaman pandemi..
Covid 19 terus menjalar dengan perlahan...
Solidnya kerumunan semakin kebablasan
Ketaatan masih di paksa, kesadaran tak juga ada..
Apakah harus banyak jatuh korban,baru tersadar.. Kita..??
Bukankah tlah banyak dunia jadi pelajaran...
Saat ribuan nyawa jatuh jadi korban
Sampai berapakah banyak yang terpapar..
Baru semua kita lekas sadar...
Tuhan tlah memberikan otak untuk berpikir..
Nurani untuk menimbang...Â
Mari berpikir saling beri subangsiÂ
Saling mengingatkan tanpa henti..Â
Dan memilah milih mana cara wajar..
Hadapi kondisi ini...Â
Tapi terkadang  selalu saja kita memilih mangkir..
Dari semua anjuran yang di anjurkan...
Semoga para pemegang kebijakan...
Lekas putuskan solusi bijak...
Sebelum wabah ini semakin ganas..Â
Itu harapan..Â
Tutup segala jalur diri dari kebiasaan
mangkir dari anjuran pencegahan pandemi ini..Â
Langitkan doa doa untuk keselamatan diri dan sesama..
Dari wabah pandemi yang merantai.
Salam eltama.Â
27/10/200
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H