Ilustrasi
---------
Catatan dari pinggiran
*****************
Tatapan mata bijak gestur menarik menjebak nurani dan akal.
Masih lebih banyak ada saat merapat ke hunian tepian dusun dusun sunyi...
Diksi terlontar  kesankan kebenaran hakiki dan di perkuat wacana di ruang kepala kepala yang berjejer
Saat duduk di atas tikar anyaman seadanya..
Retorika menarik memikat hati
Kalimat puitis merasuki kalbu di perindah lantang nada sumpah dan janji
semua histeris euforia di atas normal, pekikan suara pujian menggelegar gelora di jiwa...
Menyala nyala, segala derita sesaat hilang..
Langkah kian laju, sanjungan kian menumpuk, dan akhirnya sasaran  bidikan  tepat sasaran puncak tujuan di duduki.
Dan Waktu mulai berselang, senang kian menyengat hingga terlampaui batas sadar, dan perlahan lahan lupa jejak jalan naik..
Abu abu mulai beterbangan, jangankan kacamata,mata hatipun rabun ,
dan bahkan buta, tak ada lagi yang terlihat.
Apa yang di tagi, sebab janji  hanya jebakan memantik simpati yang terlafal..
Indah kata hanya perangkap  untuk menaklukan pendengar..
Agar Ikuti yang di khendakinya..
Yang pasti  kemungkinan pengingkaran nyata di depan sana..
Kesesuaian antara kata dan tindakan hanya  ilusi tanpa realita..
Dalam  situasi yang  mungkin syarat kongsi dan niat manipulasi lewat lafalan janji manis..Â
Idealisme mudah rapuh dalam langkah egoisme tinggi..rapi tersembunyi...
Mudah lupa susah ingat bahkan malas tahu jadi tradisi..
Kala puncak tlah di capai lewat pendakian
Di titik ini jasa bukan ukuran begitupun rasa, sekalipun nyawa taruhan.. Kala itu..
Yang penting asa nyaman,bagi sang pemburu kepentingan...Entah itu tahta dan kuasa
Ini masih terjadi...
Wahai pemburu langit singgasanaÂ
Ingatlah tangga tangga kecil yang menghantar mu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H