Cahaya di balik Sendu
Oleh : Elsyifa Nilna Faza
Pada celah diantara kertas itu.
Ada ruang yang mengisahkan tentang aku dan kamu.
Ruang dimana penuh dengan diksiku tentangmu.
Semua tentangmu tersusun rapi pada lembaran bukuku.
Terasa berat sekali untuk membuka ruang itu.
Pasalnya, seluruh kenangan terpampang jelas pada ruang itu.
Dibalik jedela, sinar rembulan masuk ke dalam ruang.
Membuat dirinya yang tak terawat pun terlihat jelas.
Kau begitu terlihat penuh dengan debu dan mulai usang.
Meemberanikan diri untuk mendekati dan membukanya.
Dan kutatap dengan mata nanar.
Aku ditemani dengan cahaya rembulan yang remang-remang
Cahayanya yang ku anggap tak menambah seru.
Hanya memucat pasi menambah nuansa sendu.
Ingin ku beranjak pergi dari ruang sendu itu.
Namun aku sudah terbelenggu dalam guratan pena diksiku.
Dan aku mulai berandai-andai dan lekas mengaksarakan kembali namamu.
Blitar, 03 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H