Mohon tunggu...
Syarif Klampakarum
Syarif Klampakarum Mohon Tunggu... -

"Belajar menulis akan menambah kualitas diri kita" Tulisan-tulisan saya hanyalah tulisan biasa, yang tidak perlu dipercaya 100% atau bahkan biperdebatkan. >Hanya ingin menulis apa yang ingin kutulis. Semoga manfaat,.! Mohon maaf jika ada kata2 yang 'ndak enak dibaca karena inilah saya,.!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Satu Rumah 7 Pintu

27 Januari 2016   21:53 Diperbarui: 16 Juni 2016   15:06 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maksudnya adalah dari posisi angak 13 dia akan benar-benar menjauh sampai ap angka 40, kemudian dia akan mendekat sampai angka 5, angka yang sangat dekat dengan angka satu (Melambangkan yang Esa, Tuhan), namun belum sampai pada angka satu itu sendiri. Maka dia akan mengalami keraguan-keraguan kembali hingga dia menjauh lagi sampai pada angka 16, setelah itu barulah dia akan mulai menemukan-menemukan gejala-gejala kebesaran Tuhan yang dia dapatkan dari setiap perjalanan pencariannya. Dia akan benar-benar mendekat sampai benar-benar mencapai angka 1, menemukan kesejatian hidup, menemukan Tuhan yang Maha Ada.

Pilih angka berapa saja pasti bisa sampai pada angka 1. Yang penting adalah terus berjalan dan terus mencari, jangan berhenti!

***

Derajat Duniawi dari kacamata Matematika

Masih dengan teoti dari Mas Sabrang, dia menjelaskan konsep matematika yang menunjukkan kebesaran Allah. Yaitu teori pangkat "0" (nol). Pangkat adalah sesuatu yang disandang seseorang dalam menjalani kehidupan duniawiyah, misalnya dia sebagai Mandor, Juragan, Bupati, Presiden, DPR, Direktur di perusahaan-perusahaan, dsb. Jika didalam matematika hal tersebut di dinamakan "Pangkat", sedangkan manusianya adalah angka berapa saja.

Jika pangkat-pangkat itu dihilangkan dari manusia (pangkat nol) maka dia akn bertemu dengan huruf 1. Berapa pun angkanya jika dia berpangkat nol maka pasti sama dengan satu, dia akan hilang dari angka aslinya, menyatu dengan Yang Satu, Yang Maha Ada, Tuhan.

Contoh: seorang Presiden, anggap saja jika dilambangkan dengan angka adalah 7 pangkat 10. Selama dia bertugas menjadi presiden kemudian dia  selalu menyandang pangkat 10 tersebut maka dia akan menjadi Presiden yang tak mengenal hakikat Presiden itu sendiri, baik secara pilitik, budaya, maupun agama. Namun, ketika dia sadar bahwa pangkat duniawi hanyalah ilusi, sesuatu yang tidak benar-benar ada.Lalu, dia menanggalkan pangkat 10 tersebut, dan dia menggunakan pangkat 0 (nol), maka dia akan merasakan bahwa sifat-sifat Tuhan telah manunggaldalam dirinya, kearifan-Nya, keadilan-Nya, kemahapengasihan-Nya, dsb. Akhirnya, dia akan mengetahui apa itu Demokrasi, apa itu kemakmuran dan kesejahteraan sosial rakyat.

Konsep itu bisa diaplikasikan kepada siapa saja, tak terkecuali sebagai rakyat.

****

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun