Mohon tunggu...
Syarif Klampakarum
Syarif Klampakarum Mohon Tunggu... -

"Belajar menulis akan menambah kualitas diri kita" Tulisan-tulisan saya hanyalah tulisan biasa, yang tidak perlu dipercaya 100% atau bahkan biperdebatkan. >Hanya ingin menulis apa yang ingin kutulis. Semoga manfaat,.! Mohon maaf jika ada kata2 yang 'ndak enak dibaca karena inilah saya,.!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kemana Anak-anak Kita Itu (Emha)

14 Januari 2016   21:56 Diperbarui: 14 Januari 2016   22:06 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemana anak - anak kita itu

Anak - anak yang dilahirkan oleh seluruh bangsa ini

dengan keringat, dengan luka, darah dan kematian

Anak - anak yang dilahirkan oleh sejarah

dengan air mata tiga setengah abad
Kemana anak - anak itu

Siapa yang berani-berani menyembunyikan mereka

Siapa yang menculik mereka

Siapa yang mencuri dan membuang mereka
Anak - anak yang bernama kemerdekaan

Anak - anak yang bernama hak makhluk

dan harkat kemanusiaan

Anak - anak yang bernama cinta kasih sesame

Anak - anak yang bernama indahnya kesejahteraan

Anak - anak yang bernama keterbukaan dan kelapangan
Anak - anak itu tunggang langgang

Anak - anak itu diserbu oleh rasa takut yang mencekam

Anak - anak itu bertiarap ke bawah semak - semak zaman

Anak - anak itu ngumpet dibalik kegelapan
Kematian bukanlah tragedy

kecuali jika kita curi dari Tuhan

hak untuk menentukannya

Nyawa badan

Nyawa rohani

Nyawa kesadaran

Nyawa hak untuk tenteram

Nyawa kewajiban untuk berbagi kesejahteraan

Nyawa amanat untuk merawat keadilan

Dihembuskan oleh Tuhan

dielus - elus dan Ia sayang – saying

Bahkan nyawa setiap ekor coro

Bahkan nyawa cacing yang menggeliat – geliat

Ia jaga dalam tata kosmos keseimbangan-Nya

Tuhan sangat bersungguh - sungguh dalam mengurusi

setiap tetes embun yang Ia tampung di sehelai daun

Tuhan menyayangi dengan separuh hati-Nya

setiap titik debu yang menempati persemayaman-Nya
Tapi kita iseng

Kita tidak serius terhadap nilai

Dan terhadap Tuhan pun kita bersikap setengah hati

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun