Mohon tunggu...
Syarif Klampakarum
Syarif Klampakarum Mohon Tunggu... -

"Belajar menulis akan menambah kualitas diri kita" Tulisan-tulisan saya hanyalah tulisan biasa, yang tidak perlu dipercaya 100% atau bahkan biperdebatkan. >Hanya ingin menulis apa yang ingin kutulis. Semoga manfaat,.! Mohon maaf jika ada kata2 yang 'ndak enak dibaca karena inilah saya,.!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tidak, Jesus Tidak Salah!

9 Januari 2016   21:17 Diperbarui: 9 Januari 2016   22:03 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan Maha Pemaaf. Apa salahnya jika kita menjadi manusia pemaaf.?

Apa salahnya jika Jesus "sama" dengan Tuhan.?

***

Dalam sejarah kehidupan para Nabi, Tuhan berada pada posisi yang berbeda-beda. Ketika pada Nabi Ibrahim Dia menjadi pihak ketiga. Pihak yang harus ada selain diri Nabi Ibrahim dan semua orang yang ada di zamannya. Dan Dia (Tuhan) wajib ada sebagai pihak ketiga yang menciptakan semua makhluk.

Kemudian pada saat Nabi Musa, Tuhan berada dipihak kedua. Karena Nabi Musa benar-benar harus memaksakan kehadiran Tuhan agar dia (Nabi Musa) benar-benar percaya dengan adanya Tuhan. Lalu tuhan pun menampakkan gejala-Nya hingga bebatuan - yang ada di gunung yang ditempati Nabi Musa saat memanggil Allah - pun meleleh karena tidak kuat menangkap gejala Tuhan itu. Akhirnya Musa pun percaya dan seakan-akan Tuhan ada didepannya.

Kalau saat Nabi Ibrahim 'Allah' menjadi pihak ke tiga, dan ketika Nabi Musa 'Allah' menjadi pihak ke dua, maka beda ketika saat Nabi Isa (Jesus). Jesus merasa bahwa Tuhan adalah pihak pertama, dan tidak ada pihak ke dua ke tiga. Jesus menemukan cahaya Tuhan dalam dirinya. Jesus merasakan gejala-gejala Tuhan dalam jiwanya. Hingga akhirnya dia pun meniadakan dirinya dan melebur dengan yang Maha Ada (Al Haq).

La ilaha Illa Allah. La ilaha illa huwa. (Tiada Tuhan selain Allah. Tiada Tuhan selain Dia.)

La ilaha illa anta. (Tiada Tuhan selain Dia)

La ilaha illa ana. (Tiada Tuhan selain sang Aku)

***

Mohon maaf jika agak ngawur, tapi inilah. Inilah aku,.! Sekali lagi, Mohon maaf,.!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun