Hard News
Enam Hari Memantau, Harga Cabai
Merah di Pasaran Masih StabilÂ
Â
Bekasi Utara- Harga cabai merah dipasar tradisional Marakas, Bekasi Utara terpantau masih stabil setelah enam hari. Pemantauan itu dilakukan mulai dari tanggal 7 februari sampai 14 februari.
Selama enam hari mengunjungi pasar tradisional di Bekasi utara, kami memfokuskan riset pada interval kenaikan harga cabai merah. Hari pertama hingga hari terakhir kunjungan harga cabai merah besar dan harga cabai merah keriting cukup stabil. Cabai merah besar berkisar pada harga Rp. 41.000- Rp.41.500 per kg nya , sementara untuk harga cabai merah keriting berada pada harga RP 43.000 per kg nya.
Menurut Penuturan Naja (14/02), salah satu pedagang sembako mengatakan bahwa meski harga cabai mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan lalu, harga cabai saat ini cukup stabil. Menurutnya, kenaikan harga cabai kemungkinan besar dipengaruhi oleh semakin dekatnya bulan Ramadhan. Meski demikian selama enam hari pemantauan ini, harga cabai merah tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
Naja menambahkan, tidak hanya cabai merah, harga kebutuhan pangan lainnya seperti bawang merah dan minyak goreng juga cukup stabil. Namun seperti pedagang lainnya, Naja berharap kedepannya harga cabai merah masih stabil atau bahkan turun. Karena Seperti yang diketahui semakin mendekati bulan Ramadhan harga kebutuhan pangan akan mengalami kelonjakan.
Oleh Karena itu, diharapkan agar pemerintah dapat menemukan cara untuk tetap menstabilkan harga kebutuhan pokok. Harapan tersebut tentu bertujuan untuk meminimalisir beban masyarakat luas. Khususnya pedagang dan ibu rumah tangga yang kerap mengeluhkan ketidakstabilan harga dipasaran.
Soft News
Hagia Shopia, dari katedral menjadi MasjidÂ
Bukti Kuat Penakhlukan Islam atas Byzantium
 Bekasi Utara- Hagia Shopia atau Aya Sofia dalam bahasa Turki merupakan Katedral yang diubah menjadi masjid sebagai bukti nyata penakhlukan islam atas Konstatinopel, ibukota Romawi Timur atau Byzantium.
Hagia Sophia pada awalnya merupakan sebuah katedral ortodoks Yunani yang dibangun oleh dua arsitek terbaik  Isidorus dan Anthemios di bawah  kekaisaran Byzantium Kristen pada abad ke-6. Bangunan ini digunakan sebagai katedral dari tahun 360 M sampai penakhlukan Konstatinopel oleh kesultanan Ustmani pada tahun 1453 M. Kemudian berfungsi sebagai masjid hingga tahun 1935 M. Berubah menjadi museum hingga tahun 2020. Akhirnya kembali menjadi masjid dari tahun 2020-sekarang.
Sebagai bangunan yang beralih fungsi dari katedral menjadi masjid, tentu Hagia Sophia  memiliki jejak rekam tersendiri sebagai bukti  telah mengalami transformasi. Bukti ini dapat dilihat dari arsitektur bangunannya. Pada masa pemerintahan Musthafa Kemal Atartuk beberapa  kaligrafi dibagian langit-langit Hagia Shopia dikelupas hingga menampilkan kembali mozaik berupa peninggalan lukisan-lukisan sakral Kristen. Sementara itu, dinding dan pilar bernuansa islam  di luar ruangan tetap dipertahankan.Karena itu, Hagia Shopia ketika berfungsi sebagai museum menampilkan kontras yang unik dari perpaduan gaya Kristen dan islam.
Meski demikian, kenyataan bahwa mozaik nuansa kristen yang tadinya ditutupi oleh kaligrafi menjadi saksi bisu bahwa konstatinopel telah takhluk. Pengubahan ikon penting Byzantium menjadi masjid secara tidak langsung mengungkapkan kepada dunia bahwa tanah ini tidak lagi dimiliki oleh kekaisaran Byzantium.
Hingga saat ini, Hagia Shopia berdiri megah seolah-olah mengatakan pada dunia bahwa ditanah istambul telah berganti kekuasaan. Seakan menyerukan bahwa dialah saksi penting sejarah penakhlukan konstatinopel oleh Muhammad Alfatih atau Sultan Mehmed II.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H