Mohon tunggu...
Elsya Elfa Hidayatillah
Elsya Elfa Hidayatillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai! aku adalah sepersekian manusia yang hanya ingin berbagi cerita dan menyimpan segala pengalamanku secara abadi lewat goresan kata ini

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bercocok Tanam Sederhana Langkah Menuju Petani Cerdas

3 Maret 2024   09:15 Diperbarui: 3 Maret 2024   09:18 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pelatihan The Doctor 60 pada 17 Februari 2024 bertempat di ruang gedung CCR IPB diselenggarakan oleh Divisi Youth Agriculture. Pelatihan ini membahas tuntas terkait budidaya, praktik pertanian sederhana, serta tips & trick bercocok tanam dengan tema Budidaya Pertanian yang disampaikan oleh Rahmadi Abdul Aziz dengan panggilan kak Aziz yang mahasiswa IPB departemen Agronomi dan Holtikultura, fakultas Pertanian angkatan 58.

Pelatihan ini dibuka oleh MC pada pukul 09.00 WIB yang dilanjutkan dengan tilawah, menyanyikan lagu Indonesia Raya, hymne IPB, dan mars Asrama bersama-sama. Roro Werdhiarini, selaku ketua divisi Youth Agriculture juga memberikan sambutannya secara singkat.

Kak Aziz memulai pengisian materi dengan memberikan motivasi kepada para peserta pelatihan, "jadi mahasiswa ga harus fomo untuk terlihat aktif dan produktif, cukup dengan lakuin kegiatan yang sesuai dengan to do list kamu, itu bisa terlihat lebih profesional". 

Sebelum memasuki materi inti, kak Aziz memperkenalkan pertanian dan agronomi. Bahwasanya, pertanian dan agronomi berbeda. Pertanian tidak hanya tentang bercocok tanam, tetapi juga terkait peternakan, perikanan, dan sebagainya. Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan atau pengelolaan sumber daya hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja dan manajemen untuk menghasilkan komoditas tanaman dalam suatu agroekosistem.

Sementara, agronomi membahas dari hulu ke hilir hingga ke proses perekonomian dalam hal penjualan hasil produksi tanaman. Agronomi merupakan ilmu pertanian yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungannya untuk memperoleh hasil maksimum dan berkelanjutan dengan memperhatikan banyak aspek.

Budidaya tanaman merupakan pengelolaan sumberdaya nabati yang dibagi secara luas dan sempit. Namun yang utama harus memperhatikan unsur yang kompleks. Budidaya tanaman dilakukan dengan merekayasa 3 aspek, meliputi lingkungan tumbuh, potensi genetik, dan potensi fisiologi. Dalam kegiatannya akan dilakukan produksi tanaman dan penanganan hasil. Kegiatan ini bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, bahan baku industri, dan kenyamanan hidup.

Lingkungan tumbuh dibagi dalam 3 aspek, yakni tanah, iklim, biotik. Lingkungan tumbuh berkaitan erat dengan jenis tanaman dan teknik budidaya karena setiap tanaman memiliki perlakuan yang berbeda. Jenis tanaman mencakup varietas unggul dan benih bermutu yang selanjutnya melewati proses budidaya akan menghasilkan produk primer. Teknik budidaya dapat dilakukan dengan pupuk dn pestisida serta energi budidaya.

Tahapan budidaya tanaman dapat kita rumuskan dalam persamaan Y = f (G, L, F, T). Dimana G : genetik, L : lingkungan, F : fisiologi, dan T : tanah/tanaman.

Faktor paling berpengaruh dalam budidaya adalah ketersediaan air. Sebelum melakukan budidaya, dilakukan uji multi lokasi untuk melihat tanaman dengan lingkungan tumbuhnya. Perlu juga menggunakan benih bermutu dengan ciri kadar air 14% dengan memakai polybag untuk hasil pertumbuhan yang maksimal. Proses pemanenan harus diperhatikan dalam melihat komoditas dan menentukan harga jual karena spesifikasi buah berbeda-beda, contohnya : kelobot jagung manis yang telah dilepas akan mengurangi rasa manis jagung.

Budidaya tanaman secara sederhana dibagi dalam beberapa tahapan :

1. Pengolahan lahan

Proses ini mengubah sifat tanah dengan alat pertanian atau tradisional guna menambah atau memperbaiki unsur tanah yang sesuai kebutuhan dan keinginan.

2. Pembibitan 

Proses menyebarkan atau menanam benih sebagai proses penyeragaman hingga diperoleh pertunasan yang baik

3. Penanaman

Proses ini dijadikan acuan dalam menumbuhkan tanaman di suatu lahan dengan memperhatikan banyak aspek, dari ketersediaan air, pH, dan sinar matahari namun tetap memperhatikan komoditasnya.

4. Pemeliharaan

Proses ini dimulai dari penyulaman, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama penyakit, dan hilirisasi air dengan memperhatikan lingkungan tumbuh.

5. Pemanenan 

Proses mengambil bagian tanaman sebagai hasil dari tanaman yang dipanen dengan mempertimbangkan unsur panen.

6. Pasca panen

Proses pengelolaan hasil pertanian untuk disimpan, diolah, atau didistribusikan untuk konsumsi atau pemanfaatan lainnya.

Tanaman yang dapat dilakukan dalam budidaya sederhana adalah tanaman famili Solanaceae dan Cucurbitaceae. Hal ini dikarenakan komoditasnya bernilai komersial, dapat dibudidayakan di dataran tinggi maupun rendah, termasuk tanaman semusim dan tingkat penyebaran penyakit mudah dikendalikan, serta tidak perlu perhatian khusus.

Salah satu contoh pelaksanaan budidaya yang disampaikan oleh kak Aziz adalah tips penanaman cabe. Perlu memperhatikan aspek pengolahan lahan dengan memanfaatkan pupuk kandang yang dicampur kapur (dolmit). Pemakaian plastik mulsa direkomendasikan untuk dapat memantulkan cahaya ke tanaman. Dalam pemberian pupuk menggunakan MPK mutiara harus dilarutkan terlebih dahulu, kemudian dikocor.

Dalam melakukan kegiatannya, tentunya ada hambatan yang diluar kendali, seperti musim. Sejatinya, tanaman berbanding lurus dengan lingkungannya dan berbanding terbalik dengan iklim maupun suhu. Pada musim hujan akan muncul serangan hama penyakit. Jika terdapat penyakit pada tanaman, lebih baik tanaman tersebut dicabut agar tidak menyebar ke tanaman lain, lalu melakukan penyemaian kembali di pembibitan. 

Sementara, pada musim kemarau, ketersediaan air berkurang dan iklim yang tak tentu. Oleh karena itu, petani atau penanam perlu pintar dalam membaca musim agar dapat menentukan waktu yang tepat untuk menanam sehingga waktu pemanenan juga tepat pula. Dalam mensiasati iklim ini, petani dapat mempertimbangkan hasil BMKG atau melakukan penjarangan musim tanam yakni menanam tanama yang tidak 1 famili. Dengan kata lain, mencari pengganti komoditasnya.

Hambatan tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan strategi budidaya sebagai berikut :

  • Penyemaian, menggunakan trash may dan ditambahkan arang bakar yang dikombinasi dengan tanah.
  • Media tanam, menggunakan polybag yang ditambahkan sekam bakar, tanah, sekam mentah (opsional)
  • Pemupukan (4MST + 6 MST), menggunakan pupuk mutiara granul. Untuk hasil maksimal, pada fase vegetatif menggunakan pupuk dengan nitrogen tinggi, sementara fase generatif menggunakan pupuk dengan kandungan fosfor dan kalium yang tinggi.
  • Pengajiran (6 MST), menggunakan bambu atau tonggak sejenisnya dengan tujuan menopang akar agar lebih kuat.
  • Pemanenan (9 MST), memperhatikan suhu, iklim. 

Tanaman digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu tanaman produk, tanaman hutan, tanaman buah, tanaman semusim dan masih banyak lagi. Hasil budidaya sendiri temasuk dalam produk primer.

Kak Aziz juga memberikan tips dalam melakukan pengabdian, yakni :

  • Survei lapang. Dalam hal ini, kita harus mengenali dan berdekatan dengan masyarakat sekitar. Masuk ke dalam masyarakat secara perlahan dan jangan merasa paling tau atau paling benar.
  • Analisis lingkungan. Hal ini sangat mempengaruhi dalam menentukan tanaman yang akan ditanam sesuai dengan kondisi tanah maupun lingkungan sekitar. Contohnya, dalam daerah tinggi pegunungan dapat dilakukan penanaman kopi atau pohon akasia jati.
  • Rumah pembibitan. Tips ini sangat direkomendasikan bagi anak agronomi holtikultura
  • Tentukan target audiens. Jika target sudah kita diketahui, kita dapat mencari tau kebiasaan mereka.

Dalam lahan yang terbatas, banyak orang memanfaatkan budidaya tanaman hidroponik. Namun, dalam pelaksanaannya harus memperhatikan daya tumbuh. Kak Aziz merekomendasikan untuk menggunakan benih impor untuk pertumbuhan yang optimal. Namun dalam budidayanya, strategi pemberian nutrisi yang dilakukan dalam media tanah dan hidroponik berbeda. Pada media tanah menggunakan pupuk mutiara MPK. Sedangkan, pada hidroponik atau media air menggunakan agremis yang merupakan percampuran nutrisi a dan b.

Teknologi yang semakin pesat mendorong perubahan pada pertanian. Antara pertanian dan teknologi saling terintegrasi melalui pemanfaatan teknologi dalam pembuataan pemetaan lahan tanam, adanya chip atau barcode yang dapat melihat fisiologi, waktu siram, dan sebagainya. Teknologi lainnya seperti sensorik, coding, dan drone sangat membantu petani dalam bekerja lebih efisien.

Penyampaian materi yang dibungkus ringkas dan sederhana mendorong para peserta pelatihan berebut dalam memberikan beberapa pertanyaan pada sesi tanya jawab. Kak Aziz juga ikut bersemangat dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. 

Sesi ini dilanjutkan dengan pemberian cideramata dan berfoto bersama. Tak hanya itu, pelatihan kali ini berbeda karena selepas penutupan oleh MC, dilanjutkan dengan praktik budidaya sederhana yang dilakukan oleh beberapa peserta pelatihan dengan didampingi oleh kak Aziz.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun