Mohon tunggu...
Elsya Dira
Elsya Dira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Balik Topeng-topeng Pemerintah

5 April 2018   10:00 Diperbarui: 5 April 2018   10:18 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada apa dengan DIBALIK TOPENG-TOPENG PEMERINTAH RIAU ? 

Ribuan mahasiswa gabungan badan eksekutif mahasiswa (BEM) yang terjadi di gedung DPRD di Provinsi Riau dijalan sudirman tangga l5 maret 2018 pukul 16.00 sore. Dalam aksi demo tersebut ada beberapa titk lokasi demoterebut diantaranya gedung DPRD Provinsi Riau, SPBU jembatan Siak l, Gedung pustaka wiilayah dijalan Cut Nyak Dien, PT, CPI, dan dikantor gubernur Riau dan Kejati Riau.

Dengan demikian yang sekarang tejadi pada daerah provinsi riau yang melakukan aksi unjuk rasa (demo) yang dilakukan di dipen gedung DPRD Riau, berbagai kalangan universitas yang ada di Riau dan bergabung menjadi satu untuk melakukan protes besar terhadap pemerintah yang melakukan kenaikan harga BBM, pada dasarnya daerah Riau menghasilkan minyak yang terbanyak di indonesia dan harga BBM yang di Riau saat ini apalagi pertalite harga nya naik menjadi + RP 9000.000 per liter. 

Pada kenyataannya harga BBM didaerah indonesia itu sekitar + RP 7.500.000 per liter. Dalam aksi tersebut diperkirakan adan 600 mahasiswa yang diantara nya mahasiwa yang diutus berbagai kalangan univesitas, masing-masing unviersitas memutuskan 4 orang untuk melakukan aksi demostrasi tersebut. Dan disebarkan berbagai lokasi yang sudah ditentukan atau direncanakan. Titik kumpul para mahasiswa tersebut di tempat di asrama haji jalan mekarsari Rumbai.

Dalam aksi rencan tersebut para aparat melakukan rapat untuk menghentikan aksi tersebut dan kegiatan rapat ini dihadiri oleh : TNI, KODIM, DENPOM, SAT BRIMOBDA POLDA RIAU,  DISHUB, SAT POL PP, DIR RESKRIMUM, INTEL KAM, DIT LANTAS, DIT PAM OBVIT, DIT SABHARA, POLDA RIAU, PARA Penjabat utama dan KAPOLSEK jajaran Polresta Pekanbaru Provinsi Riau.

Polersta Pekanbaru diturunkan +380 personil untuk keamanan. Namun ditambah lagi personil TNI Polda Riau, DISHUB dan total keseluruhan personil anggota adalah + 800 orang. Sementara itu Kasubbag Humas Polresta Pekanbaru Iptu Polius Hendriawan mengatakan, aparat akan melakukan pengalihan arus lalu lintas jika aksi demo tersebut menjadi macet dan menggu aktivitas warga. "Jadi sifatnya kondisional, kalau memang berpotensi menyebabkan kemacetan, baru arus lalu lintas kita alihkan," sebut katanya.

Tidak sampai disitu unjuk rasa yang terjadinya awalnya baik-baik saja akhir menjadi ricuh, karena mahasiswa berkeinginan untuk masuk kedalam ruang gedung DPRD atau gedung dewan. Mahasiswa juga memakai topeng para anggota dewan pemerintahan daerah ataupun pemerintahan negara, dorong motor ( seluruh peserta aksi ), dorong angkot ( 20 angkot ), seluruha aksi tersebut memakai pakain sarung adat masyarakat Riau dan baca puisi. Mahasiswa berdandan ala-ala zombie karena pemerintaha harus menyadari atau mementingkan kepetingan rakyatnya atau masyarakatnya.

Pihak polisi atau aparat yang ada melarang mahasiswa untuk masuk kedalam gedung dewan tersebut. Aksi punterjadi hingga saling mendorong satu dengan yang lainnya untuk melakukan paksaan amsuk kedalam ruang gedung DPRD aparat yang menjaga disitu banyak sekali.

Akibatnya dari aksi dorong menorong yang dilakukann banyaknya korban yang jatuh, entah dari mana asal dari lempar melempar batu yang dilakukan mahasiswa sehingga terjadi luka-luka yang banyak dan mahasiswa sendiri pun dirawat dirumah sakit universitas Riau .

Selain itu terdapat bagian luka kepala,tangan hingga retak tulang kaki yang saat ini sudah ditangani diruang IGD akibat benda tajam yang dilempar oleh mahsiswa tersebut dan banyaknya kerugian akibat bentrok demostrasi yang ada terjadi , bukan hanya mahasiwa saja yang mendapatkan luka tetaapi ada juga polisi atau aparat mendapatkan luka dikepalanya, sehingga dilarikan rumah sakit yang tedekat. Kemudian dalam aksi tersebut mahasiswa berhasil masuk ke gedung dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), dengan melakulakan merusak pintu masuk tersebut. 

Dalam peristwa tersebut ada seorang mahasiswa ditahan oleh polisi atau aparat karena mahasiswa tersebut diduga menjadi provokator terhadap mahasiswa yang lainnya dan menjadi peristiwa demo tehsebut menjadi ricuh atau kacau. Mahasiswa yang menjadi provokator tersebut ditarik paksa oleh aparat atau polisi setempat unuuk diamankan dan dibawak kedalam mobil aparat atau polisi menuju Mapolresta Pekanbaru Riau.

Pada saat kejadian itu terjadi lah aksi kontak fisik yang ringan antara mahasiswa denga aparat atau polisi. Karena mahasiswa yang lain tidak mau seorang kawannya dibawak kekantor Mapolresta Pekanbaru Riau. Mahasiswa yang lain menjadi marah dan melakukan perlawanan terhadap polisi dan polisi tersebut menjadi luka-luka diterutama dibagian kepalanya.

"Pak Kapolresta sudah dibawa ke Rumah Sakit Awal Bross untuk mendapatkan perawatan medis, sebab kepalanya bocor terkena lemparan saat demo tadi," ujar Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Edy Sumardi Priadinata.

Dijelaskan Edy, saat ini personel Sabhara masih bertahan di pagar besi gedung DPRD Riau untuk menjaga aksi demonstran. Polisi juga tidak melakukan aksi penangkapan dan balasan meski Kapolresta Pekanbaru terkena lemparan batu itu.

"Belum ada (penangkapan), yang jelas tugas kita menjaga kondisi agar tetap kondusif. Aksi demo masih berlangsung sekarang, saya menggantikan Pak Kapolresta untuk menjaga situasi di lapangan sekarang," ucap Edy.

Puluhan Brimob Riau menjaga aksi kerisuhan tersebut atau turun langsung kelapangan menjaga keamanan supaya tidak ada lagi korban-korban yang berjauhan didalam aksi demo tersebut.

Pada aksi tersebut mahasiswa melakuukan pembakaran ban ditengah jalan,kondisi jalan yang rusak dan masyarakat menjadi tergangung dalam aksi tersebut karena masyarakat memilki kegiatan-kegiatan secara individu dan jalan raya menjadi macet.

Batalnya paripurna rencan revisi Perda BMM nonsubsidi minggu lalu, alasannya dewan lebih memilih kampenye ketimbang renca revisi Perda BMM yang nonsubsidi atau dibandingkan kepetingan masyarakatnya sendiri.

"Kami juga mendapat kabar paripurna yang dilaksanakan hari ini (kemarin, red) sudah menyepakati pajak turun sebesar lima persen. Jadi ini akan terus kami kawal. Dewan berjanji akan menuntaskan hingga 15 hari ke depan. Maka ini akan terus kami kawal. Jika tidak, akan ada aksi yang lebih besar lagi daripada hari ini," sebutnya.

Namun, permintaan itu tak bisa dikabulkan Kordias. "Saya mewakili 65 wakil rakyat di DPRD Riau. Itu bukan kewenangan saya," kata Kordias sambil langsung meninggalkan aksi mahasiswa. kekecewaan mahasiswa menjadi memuncak dan melakukan aksi tersebut.

Dalam aksi demonstrasi tersebut nama besar universitas menjadi tercorek daan fakultas yang ada juga, Pengamat Pendidikan Provinsi Riau Soemardi Taher mengaku sedih dan malu. "Kejadian ini memalukan dan mencoreng Riau, karena bentrok justru terjadi di perguruan tinggi tempat pendidikan dan rujukan untuk semua kebaikan, bukan adu jotos," ucap Soemardi Taher yang juga sesepuh pendidikan di Riau di Pekanbaru Jumat (6/10/2017). Pengamat pendidikan yang ada di daerah Riau tersebut menjadi malu terhadap aksi tersebut karena sebab itu ia menilai kalau universitas itu untuk menuntut ilmu dan mengembangkan ilmu tersebut. Ia terus mengatakan " Tawuran yang memalukan ".

ia mengatahui bukannya hanya ada para mahasiswa melain kan dosen juga terlibat. "Masalahnya dosen dan mahasiswa saat ini adalah orang yang sudah tidak mau berpikir lagi dengan jernih pokoknya diselesaikan semua dengan kekerasan, " ujarnya kecewa. Ia meminta kepadaa generasi muda sebagai bagian dari perguruan tinggi seharusnya berfikir lebih dewasa dalam menhadapinya dan mengkedepankan upaya damai dan memajukan daerah Riau tersebut.

"Karena itu kita berusahalah bagaimana membuat kampung kita Melayu yang katanya budayanya lembut, ramah sopan dan sebagainya agar jadi contoh bagi bangsa, " tegasnya. Dengan demikian "kita bisa membicarakan dengan baik-baik atau mediasi yang ada"  ia mengkatakan tersebut. Namun, ia mengatakan mediasi yang turut melibatkan pihak rektorat, dekan Fakultas Fisip dan Teknik tersebut cukup alot, yang hingga menjelang tengah malam masih berlangsung.

Tapi menurut pandangan mahasiswa, saya selaku mahasiswa berpendapat bahwa pemerintahan itu harus melukn yang terbaik atau mementingkan kepentingan masyarakatnya atau rakyatnya karena kenapa ? ada nampak buruknya kenaikan BBM tersebut seperti saja kenaikan harga bahan makanan minuman yang ada dan saran saya dalam aksi demonstrasi tersebut kita sebagai mahasiswa harus berfikir dewasa dalam menghadapinya. Kalau misalnya pemerintahan tidak menagapinya sebagai mahasiswa untuk mendapatkan keadilan atau mendengarkan suara hati rakyat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun