Mohon tunggu...
Elsya Dira
Elsya Dira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Balik Topeng-topeng Pemerintah

5 April 2018   10:00 Diperbarui: 5 April 2018   10:18 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada saat kejadian itu terjadi lah aksi kontak fisik yang ringan antara mahasiswa denga aparat atau polisi. Karena mahasiswa yang lain tidak mau seorang kawannya dibawak kekantor Mapolresta Pekanbaru Riau. Mahasiswa yang lain menjadi marah dan melakukan perlawanan terhadap polisi dan polisi tersebut menjadi luka-luka diterutama dibagian kepalanya.

"Pak Kapolresta sudah dibawa ke Rumah Sakit Awal Bross untuk mendapatkan perawatan medis, sebab kepalanya bocor terkena lemparan saat demo tadi," ujar Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Edy Sumardi Priadinata.

Dijelaskan Edy, saat ini personel Sabhara masih bertahan di pagar besi gedung DPRD Riau untuk menjaga aksi demonstran. Polisi juga tidak melakukan aksi penangkapan dan balasan meski Kapolresta Pekanbaru terkena lemparan batu itu.

"Belum ada (penangkapan), yang jelas tugas kita menjaga kondisi agar tetap kondusif. Aksi demo masih berlangsung sekarang, saya menggantikan Pak Kapolresta untuk menjaga situasi di lapangan sekarang," ucap Edy.

Puluhan Brimob Riau menjaga aksi kerisuhan tersebut atau turun langsung kelapangan menjaga keamanan supaya tidak ada lagi korban-korban yang berjauhan didalam aksi demo tersebut.

Pada aksi tersebut mahasiswa melakuukan pembakaran ban ditengah jalan,kondisi jalan yang rusak dan masyarakat menjadi tergangung dalam aksi tersebut karena masyarakat memilki kegiatan-kegiatan secara individu dan jalan raya menjadi macet.

Batalnya paripurna rencan revisi Perda BMM nonsubsidi minggu lalu, alasannya dewan lebih memilih kampenye ketimbang renca revisi Perda BMM yang nonsubsidi atau dibandingkan kepetingan masyarakatnya sendiri.

"Kami juga mendapat kabar paripurna yang dilaksanakan hari ini (kemarin, red) sudah menyepakati pajak turun sebesar lima persen. Jadi ini akan terus kami kawal. Dewan berjanji akan menuntaskan hingga 15 hari ke depan. Maka ini akan terus kami kawal. Jika tidak, akan ada aksi yang lebih besar lagi daripada hari ini," sebutnya.

Namun, permintaan itu tak bisa dikabulkan Kordias. "Saya mewakili 65 wakil rakyat di DPRD Riau. Itu bukan kewenangan saya," kata Kordias sambil langsung meninggalkan aksi mahasiswa. kekecewaan mahasiswa menjadi memuncak dan melakukan aksi tersebut.

Dalam aksi demonstrasi tersebut nama besar universitas menjadi tercorek daan fakultas yang ada juga, Pengamat Pendidikan Provinsi Riau Soemardi Taher mengaku sedih dan malu. "Kejadian ini memalukan dan mencoreng Riau, karena bentrok justru terjadi di perguruan tinggi tempat pendidikan dan rujukan untuk semua kebaikan, bukan adu jotos," ucap Soemardi Taher yang juga sesepuh pendidikan di Riau di Pekanbaru Jumat (6/10/2017). Pengamat pendidikan yang ada di daerah Riau tersebut menjadi malu terhadap aksi tersebut karena sebab itu ia menilai kalau universitas itu untuk menuntut ilmu dan mengembangkan ilmu tersebut. Ia terus mengatakan " Tawuran yang memalukan ".

ia mengatahui bukannya hanya ada para mahasiswa melain kan dosen juga terlibat. "Masalahnya dosen dan mahasiswa saat ini adalah orang yang sudah tidak mau berpikir lagi dengan jernih pokoknya diselesaikan semua dengan kekerasan, " ujarnya kecewa. Ia meminta kepadaa generasi muda sebagai bagian dari perguruan tinggi seharusnya berfikir lebih dewasa dalam menhadapinya dan mengkedepankan upaya damai dan memajukan daerah Riau tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun