Mohon tunggu...
Elsi Karlina
Elsi Karlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan mahasiswa Universitas Negeri Padang,dan sekarang saya menjalani semester 3. saya memiliki hobi membaca dan menulis. oleh karena itu saya ingin menerbitkan tulisan saya di kompasiana ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kebudayaan Islam terhadap Kehidupan Masyarakat Aceh

25 Desember 2023   19:57 Diperbarui: 25 Desember 2023   20:05 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh budaya Islam terhadap kehidupan masyarakat Aceh sangatlah besar dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat. Islam telah menjadi bagian yang tidak  terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Aceh dan keberadaannya dikaitkan dengan budaya dan kepercayaan tradisional yang sudah ada sebelumnya. 

Hal ini terkait dengan ajaran Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, merupakan mazhab satu-satunya dalam kehidupan masyarakat Aceh dan pendatang baru harus bisa selaras dengan budaya yang telah ada tersebut.  Islam memainkan peran kunci dalam membentuk budaya, adat, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh. Meliputi adat istiadat, sistem hukum, arsitektur,seni, dan pendidikan. 

Selain itu, nilai-nilai Islam juga mempengaruhi tata cara pernikahan, upacara kematian, dan festival-festival tradisional Aceh. Islam telah memberikan landasan bagi pembentukan identitas budaya Aceh. Hal ini terlihat dari pola pikir dan tata cara berpakaian masyarakatnya. Masyarakat Aceh dikenal dengan ketaatannya terhadap agama.

Nilai-nilai Islami terkandung dalam budaya dan adat-istiadat masyarakat Aceh. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh menjalankan ritual keagamaan dengan sangat taat  bahkan sangat antusias terhadap agamanya. Angka ini menunjukkan bahwa Islam berkembang dan mendapat pijakan yang kokoh di kalangan masyarakat Aceh.

Masyarakat Aceh menempatkan sistem kepercayaan (agama) sebagai pusat kebudayaannya. Artinya agama merupakan unsur yang paling dominan dan terlihat dalam kehidupan sosial budaya  di Aceh. Provinsi ini menerapkan hukum syariah  secara resmi, mencerminkan pengaruh mendalam nilai-nilai Islam. 

Masyarakat Aceh mengungkapkannya dengan pepatah tradisional ngon hukm Lage alat ngon sifeut (budaya dan agama ibarat materi dan alam). Ungkapan tersebut secara langsung mengungkapkan bahwa pada hakikatnya dimensi kebudayaan masyarakat Aceh sesuai dengan kaidah agama Islam. Masyarakat Aceh sangat mementingkan pendidikan, khususnya pendidikan agama. Terbukti orang-orang tua di Aceh yang tidak bisa membaca huruf latin, namun  tidak buta akan  huruf Arab.

Pola hidup sehari-hari masyarakat Aceh menggambarkan pengaruh etika Islam, baik itu dalam hal kebersihan, kejujuran, dan kesejahteraan sosial. Konsep ekonomi syariah, dengan larangan riba dan fokus pada keadilan sosial sehingga menciptakan struktur ekonomi yang khas. 

Ritual-ritual keagamaan, seperti shalat, puasa, dan ibadah haji, dijalankan dengan penuh kekhusyukan, sementara tradisi Islami menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.  Seni dan arsitektur tradisional Aceh mencerminkan kekayaan warisan Islam, dengan seni ukir dan seni kaligrafi sebagai ekspresi seni yang umum. 

Megahnya masjid-mesjid dengan arsitektur Islami menjadi simbol kebudayaan di Aceh. Pendidikan Islam menjadi inti kurikulum pendidikan, sementara sekolah-sekolah dan madrasah memainkan peran vital dalam membentuk karakter Islami generasi muda. Pengaruh kebudayaan Islam ini memberikan identitas unik pada masyarakat Aceh, menciptakan keseimbangan harmonis antara nilai-nilai lokal dan ajaran Islam yang mendalam. Pentingnya pendidikan karakter dengan ilia-nilai Islam juga tercermin dalam upaya membangun generasi muda yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga berakhlak baik. 

Sekolah-sekolah Islam dan program-program pendidikan keagamaan tutut memainkan peran kunci dalam membentuk kepribadian yang sejalan dengan ajaran Islam. Keikutsertaan masyarakat Aceh dalam organisasi sosial dan amal juga mencerminkan semangat gotong-royong yang diilhami oleh ajaran Islam. Program-program kemanusiaan dan sosial yang didasarkan pada konsep zakat dan sedekah membantu meningkatkan kesehteraan masyarakat yang membutuhkan. Melalui perkembangan berbagai aspek kehidupan ini, masyrakat Aceh terus memperkuat dan menghidupkan nilai-nilai kebudayaan Islam dalam segala aspek kehidupan, menciptakan keharmonisan antara warisan dan kemajuan modern.

Dalam menghadapi tantangan globalisasi, masyarakat Aceh menunjukkan adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan media dengan konten keagamaan. Program televise, radio, dan platform online untuk menyebarkan nilai-nilai Islam dan memperkuat pemahaman agama di kalangan masyarakat. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi, masyarakat Aceh juga terlibat dalam aktivitas ekonomi kreatif yang mencerminkan kebudayaan Islam. 

Misalnya, industri kreatif berbasis seni tradisional dan desain yang mengambil inspirasi dari nilai-nilai Islam, dan menciptakan produk-produk uang memadukan kekayaan lokal dengan sentuhan modern. Peran perempuan juga semakin meningkat dalam berbagai sektor pembangunan di Aceh. Ini mencerminkan perubahan sosial yang sejalan dengan prinsip-prinsip kesetaraan dalam Islam. Kebudayaan Islam di Aceh bukan hanya menjadi ciri khas lokal, tetapi juga mengalami evolusi dinamis seiring dengan perkembangan zaman dan menjadikan masyarakat Aceh sebagai contoh harmoni antara tradisi dan modernitas dalam konteks keislaman.

Dalam konteks keberagaman etnik di Aceh, pengaruh Islam berperan sebagai perekat sosial. Meskipun terdapat beragam suku dan etnis, nilai-nilai Islam memberikan landasan bersama yang menguatkan solidaritas antar kelompok masyarakat Aceh. Interaksi budaya antar etnis menjadi lebih harmonis dengan keislaman sebagai elemen penyatu. Pariwisata keagamaan juga berkembang di Aceh, dimana masjid-mesjid bersejarah di tempat-tempat suci menarik banyak wisatawan Muslim. 

Hal ini menciptakan peluang ekonomi dan mengangkat citra Aceh sebagai destinasi keagamaan yang penting. Pentingnya pelestarian lingkungan tercermin dalam praktik sehari-hari yang diilhami oleh nilai-nilai Islam, menekankan kebersihan dan tanggung jawab terhadap alam sekitar.  Selain itu, keberagaman kuliner di Aceh juga mencerminkan pengaruh Islam. Makanan dan minuman tradisional sering memasukkan bahan dan resep yang sesuai dengan prinsip makanan halal. Melalui semua aspek ini, kebudayaan Islam di Aceh bukan hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi daya Tarik dan keunikan yang mencirikan identitas budaya masyakatnya.

Terlepas dari aspek-aspek sebelumnya kehidupan islam di Aceh juga mencerminkan keterlibatan masyarakat dalam pelestarian bahasa dan warisan budaya. Bahasa Aceh dan budaya lokal dijaga dengan tekun untuk mencegah hilangnya identitas kultural ditengah arus globalisasi yang dapat menggeser nilai-nilai tradisional. Pengaruh Islam juga nyata dalam sektor kesehatan, dengan praktik kesehatan tradisional yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam. Penggunaan tanaman obat dan terapi alami menjadi bagian dari warisan dari budaya kesehatan masyarakat Aceh. 

Pengelolaan bencana alam, terutama pasca-tsunami tahun 2004, mencerminkan solidaritas dan keterlibatan yang mendalam dalam kegiatan amal yang tercermin dalam ajaran Islam. Masyarakat Aceh mengunakan nilai-nilai Islam sebagai paduan dalam proses rekonsiliasi dan membangun kembali setelah tragedi yang terjadi. Sehingga terciptanya keberagaman dan identitas Islam yang saling bersatu dan membentuk kehidupan sehari-hari yang unik dan berarti bagi masyarakat Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun