Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).Â
Malang, 30 Juli 2024 -- Kegiatan Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) di Universitas Muhammadiyah Malang merupakan agenda wajib bagi semua mahasiswa yang sedang aktif di universitas tersebut. Kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi mahasiswa terhadap masyarakat. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil PenelitianPengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) 2024 kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengabdian masyarakat dengan edukasi tentang pengelolaan sampah organik di SD Negeri 3 Randugading. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan metode pembuatan kompos dengan Metode Takakura kepada siswa sebagai salah satu solusi pengelolaan sampah berkelanjutan.
Dalam kegiatan yang berlangsung pada 30 Juli 2024, para mahasiswa PMM UMM Kelompok 35 Gelombang 4 memberikan edukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah sejak dini. Mereka memaparkan cara membuat kompos Takakura, sebuah metode pengolahan sampah organik yang sederhana dan efisien, yang dapat dilakukan di lingkungan rumah atau sekolah.
Selama kegiatan, para siswa diajak untuk langsung mempraktekkan pembuatan kompos Metode Takakura dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan seperti sisa makanan, daun kering, dan sekam padi. Para siswa tampak antusias dan aktif bertanya saat proses pembuatan kompos berlangsung.
Selain memberikan edukasi tentang kompos Takakura, mahasiswa PMM UMM juga menyerahkan satu set alat dan bahan untuk pembuatan kompos kepada pihak sekolah. Hal ini dilakukan agar praktek pembuatan kompos bisa terus dilakukan oleh siswa dan guru secara mandiri.
Cara Pembuatan Kompos dengan Metode Takakura
Metode Takakura menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar kita, seperti sisa makanan, daun kering, dan sekam padi. Berikut langkah-langkah pembuatannya:
1. Persiapan Alat dan Bahan:
- Keranjang atau wadah dengan lubang sirkulasi udara.
- Karung atau kain penutup.
- Starter kompos (bisa berupa campuran dedak, sekam padi, dan sedikit kompos matang).
- Sampah organik (sisa sayuran, buah-buahan, daun kering, dll).
- Air secukupnya.
2. Penyusunan Bahan:
- Letakkan karung atau kain penutup di dasar keranjang sebagai alas.
- Tambahkan starter kompos secukupnya di atas kain penutup.
3. Penambahan Sampah Organik:
- Masukkan sampah organik yang telah dipotong kecil-kecil ke dalam keranjang.
- Taburkan starter kompos di atas sampah organik untuk mempercepat proses fermentasi.
4. Pengaturan Kelembapan:
- Semprotkan sedikit air pada campuran sampah organik dan starter kompos agar tetap lembap. Pastikan tidak terlalu basah untuk menghindari bau tidak sedap.
5. Penutupan dan Pengadukan:
- Tutup keranjang dengan kain penutup untuk menjaga kelembapan dan sirkulasi udara.
- Setiap 2-3 hari, aduk campuran sampah organik untuk mempercepat proses penguraian.
6. Pengomposan:
- Setelah sekitar 1-2 minggu, kompos akan mulai matang dan bisa digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program PMM UMM 2024 yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup. Diharapkan, dengan adanya program ini, siswa-siswi SDN 3 Randugading dapat menjadi agen perubahan yang mampu mengaplikasikan ilmu pengelolaan sampah di lingkungan sekitar mereka.
Artikel ini memberikan gambaran tentang kegiatan yang dilakukan mahasiswa PMM UMM 2024 Kelompok 35 Gelombang 4 dalam rangka mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan di sekolah melalui edukasi dan praktik pembuatan kompos Takakura.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H