Sebuah Alasan untuk Hidup yang Lebih Berarti
Buku yang berjudul Ikigai ini dirancang untuk membantu semua orang dalam menemukan konsep kebahagiaannya masing masing. Dalam menemukan konsep kebahagiaan tersebut, penulis menggunakan konsep Ikigai yaitu dengan menggali lebih dalam mengenai diri sendiri. Kemudian, konsep Ikigai ini dirumuskan dalam 4 irisan diagram venn yang saling berhubungan, yaitu passion, mission, profession, dan vocation. Jika telah menemukan keempat hal tersebut dan mampu menyelaraskannya, maka konsep Ikigai tersebut telah terrealisasikan.
Buku ini membahas mengenai arti kehidupan dengan Ikigai, karakter-karakter Ikigai, pentingnya work life balance, dan tips meraih Ikigai. Segala hal yang dapat mewujudkan kebahagiaan hidup dengan Ikigai dipaparkan dalam buku ini.
Pada bagian pertama buku ini, penulis memaparkan bahwa sejak kecil manusia sudah dituntun untuk mempunyai goals di masa mendatang. Manusia melihat apa yang dianggap sebagai kesuksesan dari lingkungan terdekat. Definisi sukses dan pencapaian pada setiap generasi pun tidaklah sama, hal tersebut tidak lepas dari karakteristik zaman yang membentuk manusia. Seseorang pada zaman sekarang sering terpaku pada kesuksesan sehingga banyak orang yang terjebak dengan gaya hidup hustle culture. Hustle culture adalah sebuah fenomena dimana seseorang merasa harus bekerja keras untuk meraih kesuksesan dan kesejahteraan hidup. Penulis mengungkapkan, gaya hidup hustle culture dapat merusak keseimbangan kehidupan dan pekerjaan seseorang serta merusak kesehatan mental dan emosional.
Penulis mengungkapkan pada bagian kedua buku ini, mengenai rahasia yang membuat penduduk Okinawa memiliki usia yang relatif panjang, tubuh yang sehat dan hidup lebih bahagia. Yaitu dengan menjaga pola makan, meminum teh hijau, banyak melakukan aktivitas fisik, memiliki tidur yang cukup, berada pada lingkaran pertemanan yang baik, sering tersenyum dan terkoneksi dengan alam.
Dikutip dari The Book of Ikigai yang ditulis oleh Ken Mogi mengenai langkah awal untuk menemukan ikigai, yaitu dengan menemukan nilai-nilai sentimentil dan menemukan hal-hal kecil yang memberikan kesenangan.
Bagian keempat dari buku ini berisi penegasan mengenai pentingnya work life balance. Penulis mengungkapkan bahwa dalam mencapai Ikigai yaitu dengan mensinergikan empat elemen dalam diagram venn yaitu, passion, mission, vocation dan profession. Empat elemen tersebut adalah bentuk ideal menciptakan keseimbangan antara kehidupan dengan pekerjaan atau biasa disebut dengan work life balance.
Selanjutnya penulis mengemukakan bahwa passion adalah sebuah gairah besar untuk melakukan sesuatu yang disukai dan dianggap penting. Passion tidak hanya tentang melakukan sesuatu yang disukai saja, tetapi passion adalah melakukan hal yang dapat menghasilkan sesuatu dari yang disukai.
Disamping itu, Astuti dan Dian juga mengatakan bahwa passion yang ingin dikerjakan haruslah mampu memberikan dampak yang baik bagi orang lain. Atau, sambil menggeluti passion seseorang juga bisa sekaligus memberikan kontribusi untuk orang lain. Ini yang kemudian disebut dengan mission. Sehingga passion dan mission seseorang bisa diselaraskan.
Pada bagian ketujuh ini dijelaskan mengenai cara untuk melejitkan profession. Penulis memaparkan bahwa profession dalam Ikigai adalah ketika seseorang mendapatkan bayaran dari keterampilan atau kebiasaan yang dimiliki. Cara untuk melejitkan profession ialah, seseorang harus bisa mengenali hobinya, mengenali diri sendiri, mencari pengalaman sebanyak mungkin, membuat daftar profesi impian dan menerima kritik & saran.
Selanjutnya penulis memaparkan cara-cara untuk menemukan vocation seseorang. Penulis menjelaskan bahwa vocation adalah ketika seseorang melakukan keterampilan yang bermanfaat bagi banyak orang dan dibayar untuk itu. Diterangkan juga, bahwa seseorang tidak cukup hanya mengandalkan keterampilan dan passion, seseorang harus menyiapkan bahan bakar berupa empati dan antusias terhadap orang lain agar bisa sampai pada vocation.
Penulis menyebutkan karakter-karakter pembentuk Ikigai. Karakter tersebut adalah, gemar menebar manfaat dan kehati-hatian dalam bertindak.
Penulis menjelaskan lewat bagian kesepuluh mengenai tips-tips untuk meraih Ikigai dalam hidup. Yang pertama adalah mengenali diri sendiri, membuat perencanaan, melakukan perencanaan, melakukan diskusi dengan orang yang menginspirasi, siap menghadapi rintangan dan terus berproses.
Pada bagian terakhir buku ini, penulis menerangkan cara mengatasi tantangan dalam menemukan Ikigai. Rintangan-rintangan tersebut dapat dihadapi dengan tetap bersemangat dan berpikir positif, meminta bantuan orang lain untuk menjelaskan dan mencari support system.
Astuti dan Dian juga menjelaskan bahwa, Ikigai tidak selalu berhubungan dengan dunia profesi. Ikigai mempromosikan konsep work life balance yang memungkinkan seseorang memiliki kehidupan yang sehat baik di dunia pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
Keunggulan dari buku ini yaitu, penulis menceritakan beberapa kisah nyata yang dapat dijadikan sebagai pelajaran dalam hidup, disertakan gambar yang mendukung peristiwa yang sedang diceritakan sehingga pembaca dapat dengan mudah menelaah lebih dalam, disajikan kosakata yang kekinian sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca dan memiliki amanat yang begitu mendalam mengenai arti kehidupan yang sebenarnya.
Kekurangan yang ada pada buku ini adalah, terdapat beberapa salah ketik dalam penulisan sebuah kata. Kelemahan yang lain dari buku ini adalah dari segi sampul yang terlihat monoton dan kurang menarik.
Kesimpulan yang dapat diambil dari buku karya Astuti dan Dian ini adalah, semangat Ikigai yang telah dimiliki dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai tujuan hidup manusia yaitu, kebahagiaan. Seseorang yang telah mencapai Ikigai tidak mudah terpengaruh dengan peribahasa “rumput tetangga terlihat lebih hijau” yang sering menjadikan kondisi ketidakbahagiaan karena membandingkan kehidupan diri sendiri dengan orang lain. Dikarenakan seseorang tersebut telah menerima diri sendiri dan bahagia dengan hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup.
Judul : Ikigai
Penulis : Astuti & Dian N
Penerbit : Scritto Books Publisher
Tahun Terbit : 2022
Tebal : i-ix + 190 halaman
Ukuran : 14cmx20cm
Jenis Kertas : Bookpaper
Harga : 55.000
Peresensi : Elshita Indah Cahyani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H