Mohon tunggu...
Elshita Indah Cahyani
Elshita Indah Cahyani Mohon Tunggu... Lainnya - SMK TELKOM MALANG

Aquarius, suka minum kopi sachet malem-malem

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Peran Media Sosial dalam Demokrasi

13 Agustus 2020   10:10 Diperbarui: 13 Agustus 2020   10:08 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern saat ini pasti banyak diantara kita yang sulit terlepas dari media social.  Media social sendiri adalah sebuah wadah yang digunakan untuk berinteraksi atau berkomunikasi dan berbagi informasi secara online. 

Di era sekarang ini, tidak hanya yang muda saja namun orang tua pun juga menggunakan media social. Di Indonesia jumlah pengguna media social berdasarkan riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 adalah 150 juta atau 56% dari total populasi

Kondisi ini tentu dapat mempengaruhi partisipasi politik masyarakat. Dengan adanya media social segala informasi, dan argumentasi yang menyangkut demokrasi semakin mudah tersebat dan diterima masyarakat. Jika dilihat dalam 2 kali pesta demokrasi yaitu pada tahun 2014 dan 2019 media social digunakan sebagai alat kampanye yang efektif.

Jika diperhatikan media social memiliki 2 peran bagi demokrasi, yaitu:

Peran positif, yaitu media social dimanfaatkan sebagai alat kampanye. Kampanye ini biasa disebut dengan kampanye digital. Kampanye digital ini dinilai efektif karena menghemat dana kampanye dan jangkauan audience yang luas. 

Peran negatif, yaitu masalah hoaks atau berita bohong. Diera kampanye digital ini hoaks digunakan untuk meruntuhkan lawan politik dalam demokrasi, hal ini biasa dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab dan fans fanatik dari salah satu calon politik. 

Hoaks pun  menjadi ancaman demokrasi karena berita tidak benar bisa memengaruhi persepsi dan opini publik sehingga berpengaruh terhadap preferensi politik sehingga salah memilih sosok pemimpin. Dengan demikian sebagai masyarakat Indonesia kita harus pandai memilah mana berita hoaks dan mana yang fakta, agar mencegah menyebarnya fenomena hoaks di Indonesia.

Generasi maju adalah generasi yang pandai memilah dan memilih mana informasi fakta dan mana yang hoaks. Dengan demikian kita kita bisa ikut berparisipasi dalam penyelenggaraan demokrasi sesuai dengan UUD 1945.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun