Seseorang duduk bersebrangan denganku di dalam gerbong kereta, sebuah headseat di pasang di telinganya dan wajah orang itu di tutupi oleh masker. Dia tertidur pulas setelah beberapa menit terduduk dengan nyaman. Suara desis laju yang bising dan speaker yang bersaut  - sautan sama sekali tak di hiraukanya. Sejak pertama kali dia duduk bersebrangan denganku, entah mengapa mata ini tak pernah berhenti menatapi sosoknya.Â
Akhirnya keretapun berhenti di Stasiun Universitas Pancasila, beberapa mahasiswi dan ibu - ibu berbondong - bondong naik kedalam gerbong. Kereta yang awalnya lenggang kini menjadi sesak. Â
Tak berapa lama laki - laki itu membuka matanya, lalu dengan sigap ia berdiri dan menyerahkan kursi kepada seorang ibu yang membawa anak. Saat dia berdiri, lelaki itu semakin dekat denganku. Akupun menahan resah karena salah tingkah saat dia memergoki mata nakalku melihat sosoknya.Â
Tak berapa lama saat speaker kereta berdengung lagi, lelaki itu berjalan menuju pintu gerbong terlihat akan turun. Dia  akhirnya pergi, Seakan tak ingin kehilangan sosoknya, mataku ikut mencarinya dalam manusia - manusia lainnya, sehingga tak sengaja kakiku mengikutinya hingga turun dari kereta. Aku jadi panik, karena tujuanku bukan di tempat ini.
 Hingga suatu ketika ia menoleh  kebelakang, katanya " berhenti sampai disini, jangan ikutin aku lagi "
Betapa terkejutnya diriku, bahwa selama ini dia  ' bisa ' melihatku
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI