Mohon tunggu...
Elsa Valent
Elsa Valent Mohon Tunggu... Freelancer - Bukankah tulisan begitu menarik?

Mengeksplorasi pengetahuan dengan membaca. Berbagi pengetahuan dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyakit Jantung Masih Menjadi Silent Killer

21 November 2019   14:10 Diperbarui: 21 November 2019   14:20 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
imaganationface.org

Meninggalnya artis, Cecep Reza kembali mengangkat popularitas penyakit jantung ke permukaan publik. Sebelumnya bahkan Djaduk Ferianto sudah lebih dulu mengangkat publik figur yang meninggal akibat penyakit jantung. Penyakit jantung sudah sejak dulu menjadi kekhawatiran banyak orang. Penyakit ini bahkan sering disebut sebagai silent killer karena sewaktu-waktu seseorang dapat menghembuskan nafas terakhirnya akibat penyakit ini. Julukan lain untuk penyakit ini adalah "pembunuh nomor satu". 

Penyakit jantung ada beberapa jenis, beberapa diantaranya adalah jantung koroner, gagal jantung, keturunan, dan lain-lain. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi seseorang mengidap penyakit jantung, seperti faktor usia, gaya hidup, hingga keturunan. Ada pula faktor eksternal, seperti lingkungan dengan kualitas udara yang buruk. Ada yang mengatakan bahwa perokok pasif memiliki resiko lebih tinggi, padahal perokok aktif adalah yang memiliki resiko paling tinggi. Namun, paparan asap yang diterima oleh perokok pasif tetap memberi dampak. 

Kesadaran masyarakat untuk melakukan kontrol terhadap kesehatan tubuhnya masih rendah, terlebih pada masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah. Maklum saja, untuk melakukan pengecekan yang standar saja biaya yang harus dikeluarkan sudah terbilang lumayan besar untuk mereka dengan ekonomi menengah ke bawah. Apalagi untuk pengecekan penuh, biayanya sudah terasa sangat mahal. 

Penyakit jantung tidak semata-mata bisa kita ketahui dengan menerka-nerka. Kita perlu mendapatkan diagnosa medis, dengan melakukan uji atau pencitraan laboratorium. Penanganannya pun tidak boleh sembarangan, harus ditangani oleh tenaga medis profesional. Penyakit jantung masuk dalam kategori darurat medis. 

Kebiasaan atau gaya hidup pada masyarakat global yang dari waktu ke waktu mengonsumsi panganan instan juga jadi faktor terkontrol. Konsumsi alkohol, junk food, serta makanan yang terkontaminasi oleh senyawa berbahaya dapat mengganggu dan merusak fungsi jantung. 

Dalam kasus penderita penyakit jantung mengalami serangan jantung karena faktor stres. Tekanan emosi yang berat menyebabkan jantung bekerja lebih ekstra, tekanan darah naik, dan terjadilah reaksi serangan jantung. Penderita penyakit jantung harus mampu mengendalikan emosinya agar tidak mengalami gangguan fungsi jantung secara mendadak dan berakibat serangan jantung. 

Penderita penyakit jantung bahkan sering merasa selalu dihantui dan dikawali oleh malaikat pencabut nyawa. Mengenali apakah diri kita menderita penyakit jantung atau tidak perlu dilakukan sejak sedini mungkin. Semakin awal kita mengetahuinya, semakin cepat kita bisa mulai menjaga kesehatan tubuh kita, dan terhindar dari serangan jantung yang mematikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun