Untuk mengenang jasa pahlawan Bambang Sugeng maka setiap hari pahlawan tanggal 10 November dilakukan tabur bunga dan membersihkan rumput liar di area monumen dan makam Bambang Sugeng. Tetapi, hal yang membuat saya perihatin yaitu monumen yang memiliki sejarah yang luar biasa itu justru sering dibuat untuk tindakan asusila. Sehingga menunjukkan bahwa masyarakat Temanggung kurang menyadari betapa luar biasanya perjuangan yang dilakukan oleh Bambang Sugeng tetapi masyarakatnya tidak merawatnya.
Kurangnya kesadaran dari masyrakat Temanggung terhadap salah satu monumen bersejarah. Selain itu, masyarakat juga menganggap sepele dengan monumen tersebut. Pemkab Temanggung seharusnya memberikan instruksi kepada lembaga formal seperti sekolah untuk melakukan tabur bunga mengenang jasa para pahlawan. Maka tak jarang ditemui banyak orang-orang yang belum tahu mengenai siapa itu Bambang Sugeng karena justru di Temanggung belum memiliki kesadaran terhadap sejarah.
Kita sebaiknya merawat makam dan monumen Bambang Sugeng dengan cara membersihkan makamnya supaya menjadi bersih. Selain itu, karena itu merupakan aset dari Pemkab Temanggung seharusnya pemkab memberikan tenaga kebersihan untuk merawat makam dan monumen Bambang Sugeng tersebut. Sehingga monumen tersebut tidak disalah gunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif tetapi justru sebagai sarana edukasi bagi masyarakat Temanggung yang belum mengetahui siapa itu Bambang Sugeng dan apa yang telah beliau lakukan terhadap Indonesia.
Masyarakat Temanggung seharusnya bangga jika terdapat pahlawan yang memiliki jasa luar biasa terhadap Indonesia bukan justru melupakan jasa para pahlawan. Ingat kata-kata dari Ir. Soekarno yaitu jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H