"Rasanya seger gitu, ada wangi-wanginya. Ini saya sampai nambah dua." terang Zaqqia, salah satu pelanggan es dawet Mbah Hari saat diwawancarai.Â
Sementara untuk bahan-bahan yang digunakan untuk membuat dawet, Mbah Hari mengaku tidak ada resep khusus. Mbah Hari hanya mengikuti resep turun temurun yang diberikan oleh ibunya, namun Mbah Hari mengaku menambahkan daun pandan agar dawetnya lebih wangi. Mbah Hari telah berjualan sejak usianya menginjak dua puluh tahunan.Â
Untuk mempersiapkan dagangannya tersebut, Mbah Hari sudah mulai memasak dari pukul 2 pagi. Kemudian di pagi harinya, Mbah Hari berangkat dari Bantul ditemani cucunya ke Pasar Beringharjo untuk menjual es dawetnya. Dalam sehari, Mbah Hari bisa menjual sebanyak 600 porsi es dawet. Es dawet Mbah Hari sampai sekarang masih menjadi incaran, baik masyarakat jogja yang berbelanja ke Beringharjo, maupun wisatawan yang berlibur ke Malioboro.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H