Mohon tunggu...
Elsa Arta Prayogo
Elsa Arta Prayogo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030003 UIN Sunan Kalijaga

Berkelana dan menulis untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Prodi Ilmu Komunikasi UIN SUKA Gelar Studium Generale, Bahas Transformasi Komunikasi dan Pergeseran Otoritas

20 Mei 2024   23:10 Diperbarui: 20 Mei 2024   23:55 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana.com - Foto bersama narasumber diakhir acara, Senin (20/5/2024). (Dokumentasi Pribadi/Elsa Arta Prayogo) 

Program studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar kuliah umum pada Senin (20/05/2024) yang diwajibkan bagi mahasiswa angkatan 2023. Kegiatan ini bertempat di Conference Room Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga. 

Studium generale yang diadakan prodi Ilmu Komunikasi ini menghadirkan narasumber dari Western Kentucky University, Dr. Sophia Arjana. Narasumber kedua adalah dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, yakni Dr. Fatma Dian Pratiwi, M. Si. Mengangkat tema "Media, Islam, dan Budaya Populer: Transformasi Komunikasi dan Pergeseran Otoritas" studium generale ini sukses terlaksana. 

Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh ketua pelaksana, Ibu Yanti Dwi Astuti, S. Sos. I, M. A. Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan insight-insight positif bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2023. Dilanjutkan sambutan dari Ketua Prodi Dr. Rama Kertamukti, S. Sos., MSn. Melalui kegiatan ini, Dr. Rama juga berharap agar mahasiswa angkatan 2023 dapat membiasakan diri dengan diskusi berbahasa inggris. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Dr. Mochamad Sodik, S. Sos., M. Si. juga hadir dalam kegiatan ini sebagai keynote speaker. 

Selepas dibuka dengan sambutan-sambutan, inti acara dimulai oleh Fahrurrazi, S. Hum., M.A. sebagai moderator. Fahrurrazi mengawali dengan memperkenalkan narasumber yang kemudian disambut antusias oleh audiens. Pada termin pertama, materi disampaikan oleh Dr. Sophia Arjana, yang menyampaikan materi selama empat puluh menit. 

Dr. Sophia mengawali kuliahnya dengan memperkenalkan tokoh superhero muslim kepada audiens. Melalui presentasinya, Dr. Sophia memperlihatkan seorang tokoh bernama Ms. Marvel yang merupakan pahlawan perempuan Muslim pertama di Marvel Cinematic Universe. Menurutnya, Pahlawan super dalam buku komik adalah pejuang yang tepat untuk menginterogasi status quo budaya mayoritas yang dominan dan sudah ketinggalan zaman. 

Dr. Sophia Arjana menyelidiki dampak subversif dari dinamika kekuatan budaya melalui lensa media visual. Dia telah menulis buku berjudul Veiled Superheroes: Islam, Feminism, and Popular yang terbit pada tahun 2017. Buku ini mengkaji pahlawan super perempuan Muslim dalam matriks teologi Islam, feminisme, dan wacana politik kontemporer. Dia memperkenalkan tokoh-tokoh seperti Ms. Marvel, Qahera, dan The 99. 

Melalui pemaparannya, Dr. Sophia berpendapat, bahwa pahlawan super dalam buku komik adalah pejuang yang tepat untuk menginterogasi status quo budaya mayoritas yang dominan dan sudah ketinggalan zaman. Dan pahlawan super perempuan Muslim adalah tokoh protagonis yang ideal untuk memperbaiki kesalahan dan menghancurkan stereotip hegemonik. Dia juga sedikit menyinggung tentang patriarki yang selama ini dilabelkan pada umat Muslim. 

Memasuki sesi selanjutnya, dilanjutkan dengan penyampaian materi dari narasumber kedua yakni Dr. Fatma Dian Pratiwi, M. Si. Dalam sesi kedua ini, Dr. Fatma lebih banyak membahas perihal peran media sosial dalam mempengaruhi opini dan pemahaman umat Muslim. Dr. Fatma berusaha lebih interaktif dengan audiens dengan mengajak berdialog. Seperti menanyakan siapa influencer Muslim yang kebanyakan diikuti oleh mahasiswa. 

Dr. Fatma membandingkan dua influencer Instagram yang sering menyampaikan informasi terkait Islam. Menurutnya, sosial media yang begitu luas, membuat masyarakat, terlebih generasi muda menelan informasi dengan mentah-mentah. Termasuk dengan informasi terkait agama atau isu-isu yang berkaitan dengan agama. 

Menurutnya, masyarakat tidak boleh menelan mentah-mentah informasi dari sosial media. Karena dalam media, benar dan salah bercampur menjadi satu. Perlu adanya sortir informasi saat berselancar di sosial media. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun