KKN) tetapi KKN kali ini berbeda yaitu Universitas Jember memberi julukan KKN Back To Village atau KKN Pulang Kampung. Dengan diterapkannya KKN BACK TO VILLAGE dapat mengurangi penyebaran virus COVID 19. Universitas Jember menerapkan KKN pada mahasiswa selama 30 hari di kampung halaman masing masing.Â
Universitas Jember masih mengadakan Program Kuliah Kerja Nyata (Universitas Jember tetap memantau perkembangan melalui kegiatan persuli oleh Dosen Pembimbing Lapangan yang dilakukan setiap minggu. Universitas Jember serta Dosen Pembimbing Lapangan memberi peraturan untuk tetap menjaga jarak, memakai masker dan selalu menerapkan protokol masker.
KKN Back To Village ini dilaksanakan di Desa Tongas Wetan Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur. Desa Tongas Wetan ini terkenal akan pemberdayaan UMKM mulai dari usaha tempe, bakso, keripik singkong, tape dan masih banyak lainnya. Terdapat 5 topik yang diajukan oleh Universitas Jember salah satunya "Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID 19".Â
Topik yang diambil mengacu pada pandemi saat ini terutama pada pedagang kecil. Di masa pandemi pedagang kecil megeluh akan penjualan yang menurun.Â
Salah satu masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Tongas Wetan Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo yaitu Ibu Yayuk Winarsih selaku pelaku usaha UMKM tempe. Sebelum adanya pandemi COVID 19 Ibu Yayuk Winarsih menjual barang dagangannya yaitu tempe di pasar.Â
Ibu Yayuk Winarsih mengakui bahwa pendapatan sebelum adanya pandemi dengan sesudah adanya pandemi sangat menurun drastis. Ibu Yayuk Winarsih berpendapat banyak pedagang yang mengeluh karena penjualannya menurun. Pasar tempat Ibu Yayuk Winarsih berjualan sempat ditutup tidak diperbolehkan melakukan aktivitas ditakutkan dapat tertular virus COVID 19.
Dengan ini Elsa Nur Maulidina salah satu mahasiswa Universitas Jember berpotensi untuk merubah pengolahan tempe agar tidak basi yatu mengolahnya menjadi keripik tempe.Â
Keripik tempe ialah makanan ringan yang tahan lama masanya. Sebelum menuju ke pembuatan keripik tempe mahasiswa menjelaskan Program Kerja yang akan dijalankan bersama Ibu Yayuk Winarsih.Â
Diskusi ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pemasaran pada produk yang akan dipasarkan. Mahasiswa memberikan gambaran produk, gambaran logo usaha dan juga menginovasikan kemasan produk yang akan dipasarkan tersebut.
Gambaran program kerja yang akan Elsa Nur Maulidina salah satu mahasiswa Universitas Jember lakukan selama 30 hari kedepan antara lain memberikan pelatihan dan pendampingan mulai dari proses pembuatan hingga pengemasan produk yang baik dan benar, memberikan pelatihan cara penggunaan media sosial untuk berwirausaha secara online, memberikan pelatihan cara pengambilan gambar produk yang menarik untuk menunjang penjualan dan pemasaran produk di sosial media.Â
Elsa Nur Maulidina salah satu mahasiswa Universitas Jember akan membantu sasaran memilih kemasan produk yang sangat modern untuk keripik tempe yang diproduksinya yaitu menggunakan kemasan ziplok kedap udara sehingga bisa tahan selama 1 bulan. Desain label dari kemasan keripik tempe akan dibuat semenarik mungkin agar konsumen tertarik untuk mencoba inovasi baru dari sasaran yang sebelumnya hanya mengolah kedelai menjadi tempe.Â
Dengan adanya pemanfaatan teknologi media sosial produk dapat dikenal oleh masyarakat. Apabila terdapat kosumen dari luar kota maka produk keripik tempe ini dapat dikirim melalui ekspedisi dan tidak akan basi dijalan. Ibu Yayuk Winarsih dilakukan pendampingan pada saat membuat akun media sosial yaitu Facebook serta Ibu Yayuk Winarsih diajarkan bagaimana cara mengambil gambar produk yang menarik.
Elsa Nur Maulidina Praptika Ayu/63/Probolinggo/Denny
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H