Pada bulan Oktober tahun 2023, Universitas Airlangga melepaskan sebanyak 506 mahasiswa yang nantinya tersebar di 153 kelurahan di Surabaya dalam kegiatan KKN BBK Tematik Kampung Emas Madani 2.0. Kegiatan tersebut tidak hanya sekedar sebuah langkah aksi, namun perjalanan penuh makna untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat.Â
Program Kampung Emas merupakan kegiatan mahasiswa belajar di luar kampus untuk pemberdayaan masyarakat menuju kelurahan mandiri dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan. Program ini merupakan kerjasama antara Universitas Airlangga yang tergabung dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur terdiri dari 20 Perguruan Tinggi di Jawa Timur, dengan Pemerintah Kota Surabaya. Kampung Emas dilaksanakan dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas.
Salah satu kelurahan yang menjadi fokus dari program tersebut adalah kelurahan Sonokwijenan. Kelurahan Sonokwijenan adalah sebuah kelurahan di kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, Jawa Timur. Kelompok yang ditugaskan di kelurahan Sonokwijenan terdiri dari 3 orang yaitu Salma Zulfani Khairunnisa (Gizi-FKM), Angela Sulistiawati (Keperawatan-FKP), dan Elsa Munawaroh (Ilmu Politik-FISIP). Kelompok ini didampingi oleh dosen pembimbing lapangan yaitu Novi Dian Arfiani, S.KM., M.KL.Â
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif (Kementerian Kesehatan, 2018).
Tingkat stunting sebagai dampak kurang gizi pada balita di Indonesia melampaui batas yang ditetapkan WHO yaitu 20%. Permasalahan stunting berdampak negatif pada pertumbuhan anak atau balita. Dampak jangka pendek stunting menyebabkan gangguan perkembangan otak, penurunan massa tubuh dan komposisi badan serta masalah metabolisme. Dalam jangka panjang stunting menyebabkan penurunan kemampuan kognitif, dan prestasi belajar di sekolah serta meningkatkan resiko terjadinya penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, kanker, stroke dan penyakit jantung (Kementerian Kesehatan, 2018).Â
Dalam mengatasi permasalahan stunting, Universitas Airlangga bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya melaksanakan kegiatan BBK Tematik Kampung Emas Madani 2.0 dengan tema "Kampung Emas Madani: Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya". Kegiatan tersebut sebagai bukti nyata dari Perguruan Tinggi untuk mengatasi permasalahan stunting di Indonesia.Â
BBK Tematik Kampung Emas Madani 2.0 berfokus untuk mengatasi stunting melalui intervensi hulu yaitu calon pengantin, ibu hamil dan balita stunting. Program kampung emas mempunyai rencana kegiatan selama masa pelaksanaan dari bulan oktober sampai bulan desember meliputi Layanan Terpadu Pranikah (LADUNI), Social Behaviour Change Communication: Bunda Tereduksi Sehat, Hebat, Peduli Gizi) (SBCC-BESTIEZ) dan Formula Pangan Beriman (Formulasi pangan lokal, seimbang, beragam, berbasis hewani).
LADUNI merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan Kesehatan pranikah dan menurunkan prevalensi anemia, komplikasi kehamilan, BBLR, neo-natal stunting. Sasaran dari program tersebut adalah calon pengantin dan ibu hamil. Media edukasi yang digunakan dalam LADUNI meliputi poster, power point dan leaflet. Isi materi mulai dari cara meminumnya, kandungan didalamnya, hingga manfaat dari LADUNI.Â
Program yang kedua adalah Social Behaviour Change Communication: Bunda Tereduksi Sehat, Hebat, Peduli Gizi) (SBCC-BESTIEZ) yang bertujuan untuk membentuk konselor gizi kesehatan di tingkat desa sebagai agen perubahan perilaku ibu hamil dalam praktik makan, manajemen kesehatan mental ibu, serta penguatan peran PKK dan TPK sebagai edukator dan konselor kesehatan. Media edukasi yang digunakan dalam SBCC-BESTIEZ meliputi poster, power point dan leaflet. Materi yang diberikan mengenai informasi seputar KEK dan obesitas serta anjuran makanan yang dikonsumsi dan yang perlu dibatasi.
Program yang ketiga adalah Formula Pangan Beriman (Formulasi pangan lokal, seimbang, beragam, berbasis hewani) yang bertujuan untuk mengembangkan formula makanan berbasis pangan hewani untuk meningkatkan asupan protein bagi ibu hamil, catin dan remaja putri untuk mendukung program DASHAT (Dapur Sehat). Media edukasi yang digunakan dalam Formula Pangan Beriman leaflet dan video memasak. Isi materi mulai dari bagaimana mengolah makanan berbasis hewani dan kandungan gizi yang terdapat pada makanan tersebut.