Ujian Nasional (UN) telah menjadi elemen krusial dalam sistem pendidikan Indonesia sejak diperkenalkan pada tahun 2003 (Kemendikbud, 2020). Meskipun tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, efektivitas serta dampaknya terhadap siswa masih tetap hangat (WHO, 2018). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa UN mempunyai dampak signifikan terhadap proses pembelajaran dan perkembangan individu. Artikel ini bertujuan untuk membahas isu-isu terkait PBB serta penerapannya dalam konteks pendidikan Indonesia.Â
1.Dampak PsikologisÂ
   Salah satu isu utama adalah dampak psikologis dari PBB. Banyak siswa yang mengalami tekanan dan stres tinggi menjelang ujian, yang dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental (WHO, 2018). Penelitian menunjukkan bahwa stres ini tidak hanya mempengaruhi hasil akademis tetapi juga kesejahteraan emosional siswa. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan bagaimana PBB berdampak pada kesehatan mental generasi muda.Â
2.Ketergantungan pada Nilai UNÂ
  Ketergantungan pada nilai UN sering kali mengabaikan aspek lain dari pendidikan yang sama pentingnya, seperti pengembangan keterampilan sosial dan emosional (Hartati et al., 2020). Fokus yang berlebihan pada hasil ujian dapat menyebabkan pendekatan pendidikan yang sempit sehingga siswa tidak mendapatkan pengalaman belajar secara menyeluruh. Hal ini menunjukkan perlunya perubahan dalam metode evaluasi di sekolah.Â
3.Kesenian PendidikanÂ
   Kesenian pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan juga merupakan masalah besar terkait PBB. Data menunjukkan bahwa siswa di daerah terpencil sering kali memiliki akses terbatas terhadap sumber daya pendidikan yang memadai sehingga mempengaruhi hasil ujian mereka (BPS, 2020). Hal ini menciptakan ketidakadilan dalam sistem pendidikan serta ketidakadilan sosial.Â
4.Relevansi Materi UjianÂ
   Relevansi persoalan PBB dengan kebutuhan dunia kerja juga perlu diteliti lebih lanjut (ILO, 2019). Banyak pihak berpendapat bahwa materi yang diuji tidak mencerminkan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja saat ini. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk menyesuaikan kurikulum agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman.Â
5.Pembaruan KurikulumÂ