"Berdasarkan hasil observasi kami di lapangan, petani padi mengalami masalah dalam mengelola limbah mereka"
"Program yang kami kembangkan bertujuan untuk membantu para petani padi agar limbah padi dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber daya yang bermanfaat dalam pengembangan pertanian mereka"
Sementara itu proses pembuatan jamur tiram dengan media tanam jerami padi dimulai dengan langkah-langkah berikut : Â Pertama, jerami padi direndam menggunakan kapur dolomit untuk mengendalikan patogen seperti jamur dan bakteri penyebab penyakit tanaman. Setelah direndam, jerami dijemur hingga kering. Setelah kering, jerami dimasukkan ke dalam plastik baglog dengan padat dan penuh, sambil menaburkan bibit jamur di sekitar jerami untuk memfasilitasi pertumbuhan dan inkubasi. Proses ini diulang secara berkala hingga plastik baglog terisi penuh. Selanjutnya, bagian atas jerami di dalam baglog diberi taburan bibit jamur secara merata, dan plastik baglog ditutup rapat untuk mencegah masuknya udara, sehingga mempercepat proses inkubasi. Baglog tersebut disimpan di ruangan yang lembab dan terhindar dari sinar matahari.
'Jadi, semua limbah pertanian dari hasil pertanian padi dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk yang inovatif dan bermanfaat, sehingga dapat membantu masyarakat sekitar dalam mengembangkan potensi limbah tersebut'
Pengolahan limbah padi menjadi media tanam jamur memiliki keunggulan signifikan, salah satunya adalah mengurangi jumlah limbah yang dibuang dan mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran limbah.
Selain itu, memanfaatkan limbah padi sebagai media tanam jamur tiram dapat menciptakan peluang baru bagi petani dan penduduk Dusun Kuten, Desa Karangkuten, untuk mengembangkan produk tambahan.
"Dalam mewujudkan inovasi dari program ini, kelompok kami telah mensosialisasikan dan memberikan pelatihan praktis kepada masyarakat Dusun Kuten, Desa Karangkuten. Respons masyarakat terhadap inovasi kami sangat positif karena mereka melihat manfaatnya dalam mengurangi limbah dan mengubahnya menjadi sesuatu yang berguna"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H