Mohon tunggu...
Elsa Maulida Rahma
Elsa Maulida Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - hai

hai

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sulitnya Hidup sebagai Pengayuh Becak Pancal di Era Modern

14 April 2022   06:55 Diperbarui: 14 April 2022   20:20 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Meskipun dengan keadaan seperti ini, beliau tetap gigih untuk menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin. Namun beliau bercerita akan anak yang pertama ini diasuh oleh orang lain yang masih saudara dengan beliau karena saat itu takut jika anaknya ini tidak sekolah dan demi kebaikan hidup anaknya juga. Meskipun demikian, beliau tidak lupa akan anaknya, begitu juga anaknya juga tidak lupa dengan Pak Paito ini. 

Pak Paito ini juga bercerita mengenai keapesan yang beliau alami akhir ini, dengan ingatan yang sudah hampir lupa beliau bercerita disuatu pagi hari dimana beliau yang baru mulai mencari nafkah dengan keadaan pasar yang ramai, beliau dihampiri oleh seorang yang berpura-pura menjadi penumpangnya namun bukannya ke tempat tujuan penumpang, beliau diajak ke rumahnya untuk mengambil uang simpanannya yang terbilang nominal yang cukup banyak bagi Pak Paito lalu diberikan ke penumpang tersebut tanpa sadar. 

Hal tersebut biasa disebut dengan hipnotis atau 'gendam', bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga, kejadian apes tersebut telah terjadi pada Pak Paito. Meskipun dengan berbagai keluh kesah dan kejadian apes yang dialami beliau, Pak Paito ini tetap sabar dan tabah mencari nafkah sebagai pengayuh becak pancal sekaligus merangkap sebagai perosok. 

Beliau juga bilang bahwa hidup ini seperti kompetisi, kuat-kuatan hidup, dia yang menang dia akan bahagia, namun definisi bahagia menurut beliau tidak hanya tentang uang, melainkan dari segi hal lain juga bisa mendapatkan kebahagian. Namun "Misal mboten kiat nggeh pandungo mawon ten Gusti Allah" ucap beliau jika seringkali merasa tidak percaya diri dengan hidupnya. 

Sedikit informasi dari tetangga saya yang mempunyai toko sekaligus pengguna jasa becak Pak Paito ini mengaku turut prihatin dengan keadaan beliau sehingga ingin membantunya sedikit ditambah dengan penyakit yang diderita Pak Paito, beliau mempunyai penyakit yang kurang diketahui seperti suka ngeblank, pikiran kemana-mana, atau bisa dibilang seperti 'ngelantur' dalam beberapa keadaan tertentu. 

Aku juga tidak banyak menyinggung akan hal itu saat berbincang dengan beliau, yang pasti Pak Paito terlihat sangat baik dan tulus, terlebih lagi beliau masih mempunyai semangat untuk menjalani hidupnya mencari nafkah sebagai pengayuh becak pancal di era modern seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun