Mekah, pada 29 Januari 2019, menjadi saksi bisu dari derita hamba yang merindu ampunan. Di antara sejuta do'a dan langkah-langkah yang tulus, kehadiran-Mu terasa begitu dekat, meresapi kehidupan yang penuh dengan ujian dan pencobaan.
Dari puisi ini, kita dapat menarik beberapa pengajaran agama yang mendalam. Pertama-tama, kebesaran Allah yang diwakili oleh Rumah-Nya yang agung, memberikan kita gambaran tentang betapa kecilnya kita di hadapan-Nya. Pujian yang tertinggi dan kalimat thoyibah yang diucapkan mencerminkan rasa syukur dan penghormatan kita pada-Nya.
Kemudian, dalam pengakuan dosa dan kerendahan hati, kita dapat merasakan urgensi istighfar dan do'a. Puisi ini menjadi cerminan bahwa manusia senantiasa rentan terhadap dosa, namun di tangan Allah-lah tempat memohon ampunan dan pengampunan.
Dari Mekah, pada 29 Januari 2019, kiranya setiap langkah dan do'a yang dilantunkan menjadi amal ibadah yang membawa berkah. Thawaf bukan hanya sekadar ritual fisik, melainkan perjalanan spiritual yang menuntun hamba untuk merenung, bertobat, dan memohon ampun kepada Sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H