Mohon tunggu...
Elsa Marsela
Elsa Marsela Mohon Tunggu... Seniman - mahasiswa universitas pamulang

Nama saya elsa marsela, saya adalah salah satu mahasiswa universitas pamulang, selain seorang mahasiswa saya juga seorang karyawan suasta di salah satu PT yang bekerja sama dengan KAI, hobby saya yaitu liburan ke tempat yang bernuansa alam, dan saya juga hoby berfoto, cita-cita saya menjadi orang kaya yang tidak sombong, warna favorit saya warna Hitam, Putih, Fink

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengunaan Bahasa Slang yang Lagi Viral di Medsos

22 Desember 2022   00:01 Diperbarui: 22 Desember 2022   00:02 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa Indonesia diresmikan menjadi bahasa nasional pada tahun 1945. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dinamis terbukti hingga sekarang masih menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Adanya pengaruh globalisasi akibat dari kemajuan teknologi maka memunculkan jenis bahasa baru, salah satunya adalah bahasa gaul. Bahasa gaul bisa disebut dengan bahasa slang atau prokem yaitu variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. "Menurut (Mulyana 2008), bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu.

Awal mulanya bahasa gaul atau bahasa slang merupakan bahasa yang digunakan dikalangan preman. Sebagai kode untuk percakapan mereka. Namun, pada akhirnya bahasa slang tersebut sudah semakin banyak diketahui maksudnya dan mulai diterima di masyarakat khususnya remaja. Di era globalisasi saat ini dengan motif ingin berbeda dari yang lain dan dianggap keren banyak kalangan anak remaja yang menggunakan bahasa slang dan ini berdampak pada pemakaian Bahasa Indonesia terdengar campur aduk serta terkadang tidak dapat dimengerti oleh kalangan tertentu yang usianya identic sudah tidak remaja.

Dalam penggunaan bahasa slang, media sosial sangat berperan aktif dalam penyebarannya, hal ini dikarenakan media sosial paling sering digunakan masyarakat untuk berkomunikasi baik antar individu atau kelompok. Melalui media sosial Tiktok, facebook, Instagram, twitter, whatsapp dan lain-lain kita bisa melihat fenomena bahasa slang yang digunakan penutur terutama di kalangan remaja. Mereka semakin berselancar menggunakan bahasa slang yang menurutnya sebagai bahasa yang gaul dan trend. Berikut beberapa kata atau istilah bahasa slang yang lagi trending di media sosial

Cuaks = bahan ejekan yang biasa dituturkan di akhir kalimat

Slay = dalam bahasa slang slay diartikan untuk memuji sesuatu yang di anggap keren

Cepmek = alias cepak mekar yang dipopulerkan Alif, cosplayer tokoh fiktif Dilan.

Kamu Naenya = Respon ketika ada seseorang bertanya.

Pargoy = Party Goyang

Sabi = keletakan huruf yang di acak dari kalimat "Bisa"

Sasibi = singkatan dari "Sana sini bisa"

Spill = untuk mengungkapkan sesuatu yang bersifat rahasia

YGY =singkatan dari "Ya Gaes ya"

Suhu = julukan untuk seseorang yang ahli dalam bidang  atau kegiatan tertentu

Slebew = pelesetan yang merujuk pada kata yang berbau mesum dan pornografi

JJ = singkatan dari "Je dah Jedug"

Gamon = singkatan dari "Gagal move on"

Sat set satu set = suatu hal yang di lakukan dengan cepat

Turu = yang artinya Tidur dalam bahasa Jawa,

TBL = singkatan dari "Takut Banget Lho"

YTTA = singkat dari "Yang Tau-Tau Aja"

Adanya variasi gaya bahasa dipicu oleh perkembangan teknologi komunikasi yang berkembang sangat pesat dan tidak adanya batasan mengekspresikan ungkapan dalam kata-kata selama itu bisa diterima oleh sebagian  kalangan atau golongan dalam kelompok tertentu. Oleh karena itu lingkungan khususnya keluarga berperan penting dalam menjaga moral berkomunikasi agar timbulnya variasi gaya bahasa cenderung bernilai positif dan berestetika secara moral dan budaya, pendidikan formal Bahasa Indonesia juga tidak kalah penting karena Bahasa Indonesia sesuai EYD akan menjadi tolak ukur nilai moral dan budaya tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun