Mohon tunggu...
Felicia ElsaAnnaria
Felicia ElsaAnnaria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menjelajahi dunia luar untuk terus berkembang dan berpikiran luas

Selanjutnya

Tutup

Nature

Darurat Sampah Plastik

8 Desember 2023   14:47 Diperbarui: 8 Desember 2023   15:08 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah utama pencemaran lingkungan saat ini adalah sampah plastik. Hampir semua negara di dunia menghadapi masalah serupa. Di Indonesia sendiri, rata-rata kota besar menghasilkan sampah plastik puluhan ton tiap bulannya. Tahun 2022, Jakarta Timur menjadi penyumbang sampah terbanyak sebesar 844,25 ribu ton. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di Indonesia mencapai 35,93 juta ton sepanjang 2022, meningkat 22,04% dibanding tahun sebelumnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar dari sampah tersebut adalah sampah plastik. Plastik mampu menggeser sampah jenis kertas yang tadinya berada diperingkat kedua menjadi peringkat ketiga.

Sampah plastik sendiri membutuhkan waktu yang lama untuk terurai kembali. Proses pengolahannya menimbulkan toksit dan bersifat karsinogenik maka bila ingin terurai secara alami butuh waktu sampai ratusan tahun. Sampah plastik juga menjadi penyebab pencemaran laut di Indonesia. Menurut penelitian UC Davis dari Universitas Hasanuddin, sebanyak 23 % sampel ikan yang diambil di Pasar Paotere Makassar memiliki kandungan plastik di perutnya. Berdasarkan data Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) jumlah sampah plastik di laut Indonesia sebanyak 398.000 ton pada 2022. Keberadaan sampah plastik di laut dapat menimbulkan persoalan karena bisa mengganggu rantai makanan dan membunuh biota laut. Salah satu hal yang mengejutkan terjadi pada tahun 2018 yaitu penemuan bangkai paus sperma (Physeter macrocephalus) di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Bangkai ikan tersebut kemudian dinekropsi dan hasilnya sangat mengejutkan yaitu ditemukan ratusan sampah plastic dengan berbagai jenis seberat 5,9 kilogram.

Laut Indonesia mendapat kiriman sampah dari darat sebesar 70-80% setiap tahunnya dan merupakan bekas konsumsi manusia. Sumber utama sampah plastik di darat yaitu berasal dari kemasan (packaging) makanan dan minuman, kantong belanja, dan pembungkus barang lainnya. Kesadaran akan dampak sampah plastik harus ditingkatkan salah satunya adalah menghindari penggunaan sampah plastik secara berlebihan. Hal-hal yang seharusnya mulai dibiasakan seperti membawa tas atau kantong belanja sendiri, hindari penggunaan sedotan plastik, membawa botol minum atau tumbler, mengupayakan untuk daur ulang sampah plastik seperti membuat hiasan dan pot tanaman dari botol bekas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun