Halo teman-teman!, bagaimana kabarnya hari ini?, semoga baik-baik aja ya...
Seperti judul yang sudah teman-teman baca, aku mau ngebahas tentang faktor penyebab korupsi. Ternyata korupsi itu tidak melulu karena seseorang memerlukan banyak uang loh, tapi bisa jadi timbul dari dalam diri kita tanpa kita sadari. Tapi sebelum kita bahas lebih jauh tentang faktor penyebabnya, aku mau kasih tau dulu ke teman-teman apa itu korupsi dan apa saja bentuknya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang Negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Korupsi merupakan tindakan atau perilaku pelanggaran terhadap hukum yang dilakukan untuk mencapai kesenangan dan kepuasan yang nantinya dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Korupsi bukan hanya tentang penggelapan dana loh teman-teman, tapi ada beberapa bentuk kejahatan korupsi yang sering terjadi seperti kolusi, gratifikasi, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, nepotisme, dan sebagainya. Di Indonesia sendiri sedang marak kasus korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum tidak bertanggung jawab, dengan berbagai macam bentuk dan tak-tiknya.
Sebenarnya, ada banyak faktor penyebab korupsi yang dilakukan oleh seseorang untuk kesenangannya sendiri. Tapi kali ini, kita akan fokus ke faktor penyebab yang dapat timbul dari dalam diri tanpa kita sadari. Penasaran? Yuk kita ulas bersama..
1. Ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki
Rasa tidak puas yang timbul dari dalam diri membuat kita selalu merasa kurang dan tidak pernah cukup atas apa yang kita miliki. Padahal kita perlu menyadari kapasitas dan kemampuan diri kita terhadap sesuatu hal.
Sebagai contoh, Bela mendapatkan hasil ujian matematika dengan nilai yang kurang memuaskan menurutnya, ia merasa malu dan kesal akan hasil yang ia dapatkan.
Kemudian ia menemui guru matematikanya dan memberikan sejumlah bingkusan dengan harapan nilainya akan diperbaiki. Tindakan Bela merupakan salah satu bentuk tindak korupsi yaitu penyuapan, dan itu salah di mata hukum. Maka dari itu penting bagi kita untuk selalu bersyukur atas segala pencapaian yang telah kita raih.
2. Tidak percaya diri
Rasa tidak percaya diri atas kemampuan yang dimiliki cenderung membuat seseorang berusaha menutupi kekurangannya dengan berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan tindak korupsi.
Sebagai contoh, Andi merupakan seorang fresh graduate dari salah satu perguruan tinggi negeri, ia mengajukan surat lamaran pekerjaannya ke sebuah peusahaan pilihan yang ternyata salah satu pamannya bekerja di sana sebagai HRD. Kemudian, dengan relasi keluarga yang dimiliki, tanpa melakukan tes apapun Andi dinyatakan diterima di perusahaan tersebut. Tindakan tersebut termasuk ke dalam salah satu bentuk tindak korupsi, yaitu nepotisme.
3. Perilaku konsumtif
Di zaman yang sudah maju seperti sekarang, orang-orang berbondong-bondong menunjukkan apa yang mereka punya untuk mendapatkan lingkungan pertemanan dan bisnis yang baik. Orang-orang cenderung memiliki rasa gengsi yang tinggi ketika melihat orang lain memiliki sesuatu yang lebih dibandingkan apa yang mereka miliki. Perilaku ini lah yang menjadi factor pendorong terjadinya tindak korupsi, demi memenuhi kebutuhan gengsi semata.
4. Moral yang lemah
Nilai moral menjadi salah satu nilai penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tanpa moral yang kuat seseorang akan berbuat dan bertindak sesuka hatinya tanpa memikirkan pengaruhnya bagi orang lain. Maka dari itu penting untuk menanamkan nilai-nilai moral kehidupan sejak dini.
Nah teman-teman, ternyata faktor penyebab terjadinya tindak pidana korupsi dapat timbul dari dalam diri kita. Sebagai warga Negara yang baik, sudah sepatutnya kita menghormati dan menaati hukum yang berlaku di Negara kita. Dengan menaati segala peraturan yang berlaku, dan menanamkan nilai-nilai baik di dalam diri. Mari kita pulihkan negri kita dan hidup lebih baik dengan bersama kita perangi korupsi. Pulih cepat, bangkit lebih kuat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H