Keragaman ini menjadikan bangsa Indonesia sebagai negara yang kaya dan Indah serta beragam. Dengan keragaman ini sangat perlu sekali untuk saling bertoleransi. Namun, dengan keragaman ini masih banyak sekali kasus nyata Intoleransi yang kita temui di lapangan. Coba perhatikan di sekitar kita, berapa banyak orang sekitar yang bersikap intoleran hingga radikal terhadap seseorang yang berbeda darinya? Bahkan anak kecil saat ini pun sudah memunculkan sikap tersebut terhadap teman sebayanya yang berbeda.
Topik 3 : Damai dengan Diri
Pada topik ini diperkenalkan terkait identitas diri kita masing-masing sebagai individu yang unik. Tuhan pun tidak menciptakan manusia dengan memberikan identitas-identitas. Manusia yang tinggal di bumi memiliki kesamaan dalam hakekatnya sebagai manusia meskipun terdapat perbedaan dalam cara berpikir. (Kevin Robot). Tidak ada satupun orang di dunia yang persis atau sama dengan yang lainnya. Sehingga, tentu saja diri kita berbeda dengan orang lain. Namun, seringkali kita menjumpai bahwa diri kita sering membandingkan kemampuan atau keunggulan yang dimiliki oleh orang lain dengan diri ini.
Dengan keunikan diri sendiri seringkali kita tidak mensyukuri dan mengikuti standarisasi yang sedang marak-maraknya di zaman saat ini. Apalagi saat ini sedang maraknya standar kecantikan seperti Wanita korea dengan kulit putih, badan tinggi semampai, badan langsing, muka kecil dengan bibir kecil dan plumpy. Namun tahukan kalian bahwa setiap orang itu unik dan kita memiliki standar kemampuan, keunikan, kecantikan, dan kelebihan kita sendiri.
Jika ingin buat standar cobalah membuat standar untuk dirimu sendiri dengan cara bandingkan dirimu hari ini dengan dirimu yang kemarin, apakah lebih baik atau lebih buruk. Lakukan hal tersebut hingga kamu menemukan standart terbaik dari dirimu dan ciptakan dirimu yang indah, cantik, luar biasa versi dirimu sendiri. Kita lahir dengan kondisi original, Mengapa harus mati dengan kondisi standar orang lain?
Topik 4 : Sekolah Bineka
Pada topik ini diperlihatkan impelemntasi nyata penerapan nilai-nilai toleransi di sekolah ataupun kelas dalam bentuk program kebinekaan. Untuk menjaga agar semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” itu tetap hidup dan tumbuh dalam realitas masyarakat, maka dibutuhkan pendekatan yang tepat terutama lewat pendidikan nilai kebinekaan. Artinya, pendidikan nilai kebinekaan tidak cukup diajarkan, namun juga secara afektif ditumbuhkan rasa mencintai nilai-nilai dan karaker baik di hati setiap peserta didik, dan yang jauh lebih utama adalah membiasakan untuk mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sesuai dengan teori pengajaran karakter dari Lickona, bahwa proses pendidikan karakter haruslah meliputi 3 aspek. Pertama, bagaimana anak-anak didik diberi pengetahuan dan pemahaman akan nilai-nilai kebaikan yang universal (moral knowing) sehingga pada akhirnya membentuk beliefs. Kedua, Anak-anak tersebut tidak hanya memiliki pemahaman saja namun sistem pendidikan yang ada juga harus berperan aktif mendukung dan mengkondisikan nilai-nilai kebaikan tersebut sehingga semua anak mencintai nilai-nilai tersebut sebagai sebuah kebaikan untuk dianut (moral feeling). Ketiga, Setelah membentuk pemahaman dan sikap, maka dengan penuh kesadaran anak-anak akan bertindak dengan nilai-nilai kebaikan (moral behavior) yang dianut sebagai ekspresi martabat dan harga dirinya.
Topik 5 : Sekolah Damai
Pada topik ini diperlihatkan pemahaman terkait sekolah yang aman, nyaman. Sekolah adalah lembaga yang mempunyai peran strategis terutama mendidik dan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah diharapkan menjalankan fungsinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan optimal dan mengamankan diri dari pengaruh negatif lingkungan sekitar.