Mohon tunggu...
ELSA AUDINA
ELSA AUDINA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Saya merupakan mahasiswa semester 7 yang memiliki minat dalam menulis untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Bullying Mendunia : Mencari Solusi di Tengah Arus Globalisasi

26 Desember 2024   21:43 Diperbarui: 26 Desember 2024   21:43 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstract

Bullying is a social issue that has long been a concern in various parts of the world. This article aims to analyze the phenomenon of bullying as a global problem that is increasingly widespread amidst globalization. Using qualitative research methods, including literature studies and international data analysis, this article explores the impact of globalization on bullying patterns and intensity, particularly through social media and digital technology. The research results show that globalization exacerbates the spread of bullying, with cyberbullying being one of the most prominent forms, affecting individuals in various countries without geographical boundaries. In addition, differences in culture and policies in each country complicate efforts to overcome bullying. This article concludes that effective solutions require a cross-sectoral approach and international collaboration, with the important role of education, public policy, and global community awareness. Therefore, it is important for countries to share knowledge and resources to create a safer and more inclusive environment.

Keywords: Global Bullying, Cyberbullying, Globalization, International Solutions, Cross-Sectoral Collaboration

Abstrak

Bullying merupakan salah satu isu sosial yang telah lama menjadi perhatian di berbagai belahan dunia. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis fenomena bullying sebagai masalah global yang semakin meluas di tengah arus globalisasi. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, termasuk studi literatur dan analisis data internasional, artikel ini mengeksplorasi dampak globalisasi terhadap pola dan intensitas bullying, khususnya melalui media sosial dan teknologi digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa globalisasi memperburuk penyebaran bullying, dengan cyberbullying menjadi salah satu bentuk yang paling menonjol, yang mempengaruhi individu di berbagai negara tanpa batas geografis. Selain itu, perbedaan budaya dan kebijakan di masing-masing negara memperumit upaya penanggulangan bullying. Artikel ini menyimpulkan bahwa solusi efektif memerlukan pendekatan lintas sektoral dan kolaborasi internasional, dengan peran penting dari pendidikan, kebijakan publik, serta kesadaran masyarakat global. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara untuk saling berbagi pengetahuan dan sumber daya guna menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif.

Katakunci: Bullying Global, Cyberbullying, Globalisasi, Solusi Internasional, Kolaborasi Lintas Sektoral

Pendahuluan

Kekerasan merupakan suatu peristiwa sosial yang sering terjadi dalam kehidupan manusia, baik di rumah, tempat kerja, maupun di lingkungan pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kekerasan ini dikenal dengan istilah "perundungan" atau "bullying" dalam bahasa Inggris, yang berasal dari kata "bull," yang menggambarkan banteng yang menyerang dengan kekuatan tanduknya. Perundungan adalah bentuk penindasan yang dilakukan secara sengaja oleh individu atau kelompok yang lebih dominan, dengan tujuan untuk menyakiti korban secara berulang-ulang. Bullying merupakan fenomena sosial yang tidak hanya terbatas pada interaksi fisik, tetapi juga meluas ke ranah digital, menciptakan tantangan baru dalam penanganannya di era globalisasi (Asnawi, M. H, 2019).

Fenomena bullying, yang melibatkan berbagai bentuk kekerasan seperti fisik, verbal, maupun psikologis, telah menjadi masalah sosial yang meluas di seluruh dunia. Bullying, yang awalnya terbatas pada interaksi langsung dalam lingkungan fisik seperti sekolah atau tempat kerja, kini semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan hadirnya media sosial. Dalam beberapa dekade terakhir, bullying telah mengambil bentuk baru yang dikenal dengan cyberbullying, yaitu kekerasan yang dilakukan melalui dunia maya, dengan dampak yang tak kalah serius dibandingkan bullying konvensional. Perkembangan teknologi digital dan media sosial memungkinkan individu dari berbagai belahan dunia untuk saling berinteraksi, namun di sisi lain, hal ini juga membuka ruang bagi penyebaran bullying yang lebih cepat dan tanpa batas. Dengan meningkatnya akses informasi dan komunikasi yang tak terbatas, bullying kini menjadi fenomena global yang dapat mempengaruhi siapa saja, dari berbagai latar belakang, tanpa mengenal batas negara, budaya, atau usia.

Seiring dengan arus globalisasi, masalah bullying menjadi semakin kompleks dan berlapis. Globalisasi, yang melibatkan keterhubungan antar negara dan budaya yang semakin erat, mempengaruhi cara individu berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Globalisasi membawa dampak signifikan terhadap karakter peserta didik, di mana interaksi yang semakin terbuka dan tidak terbatas dapat memicu perilaku negatif seperti bullying, sehingga penting untuk mengembangkan strategi pendidikan yang mampu mengatasi tantangan ini (Listiana, Y. R, 2021). Meskipun globalisasi memiliki banyak manfaat, seperti peningkatan ekonomi, pertukaran budaya, dan kemajuan teknologi, hal ini juga membawa tantangan besar, termasuk masalah bullying yang semakin sulit dikendalikan. Penyebaran informasi yang cepat melalui platform digital membuat bullying lebih mudah tersebar, bahkan dapat mempengaruhi individu di negara yang berbeda secara simultan. Cyberbullying, sebagai salah satu bentuk bullying yang paling menonjol, membawa dampak yang lebih luas, baik secara emosional maupun psikologis, karena sifatnya yang tersembunyi dan sering terjadi secara anonim. Tidak hanya berdampak pada individu, tetapi bullying juga menimbulkan efek yang merusak pada dinamika sosial dan budaya di tingkat global.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan mendesak untuk memahami bagaimana globalisasi mempengaruhi pola, intensitas, dan dampak bullying dalam berbagai konteks sosial. Fenomena bullying yang meluas ini membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi internasional, hingga masyarakat sipil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara fenomena bullying dan arus globalisasi, serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat. Salah satu aspek penting yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana teknologi digital dan media sosial memperburuk masalah bullying di tingkat global. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menggali tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia dalam menanggulangi bullying, baik dalam bentuk konvensional maupun cyberbullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun