Mohon tunggu...
Elsa Asriana
Elsa Asriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Location Quotient (LQ) Holtikultural di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kecamatan Kandangan

5 September 2024   12:17 Diperbarui: 5 September 2024   12:35 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis Location Quotient (LQ) Holtikultural di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kecamatan Kandangan (2019-2023)

Analisis Location Quotient (LQ) merupakan suatu metode analisis yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah. Metode ini sangat berguna dalam menentukan sektor unggulan dan potensi sektor ekonomi di suatu daerah, seperti Kecamatan Kandangan, yang dimulai dari tahun 2019 sampai 2023.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan keunggulan holtikultural di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kecamatan Kandangan Kalimantan Selatan, menggunakan metode Location Quotient (LQ) selama periode 2019-2023. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan informasi yang akurat tentang sektor holtikultural yang paling berpotensi dan berkontribusi besar terhadap ekonomi lokal.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diolah dengan metode analisis Location Quotient (LQ). Data yang digunakan meliputi produksi dan luas areal Holtikultural di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kecamatan Kandangan. Analisis LQ akan membantu menentukan holtikultural yang berpotensi sebagai komoditas basis dan non-basis di wilayah tersebut.

Location Quotient (LQ) digunakan untuk membandingkan output sektor i di suatu kota atau kematan dengan output sektor yang sama di tingkat Kabupaten. Menurut Hendayana (2000), metode LQ memiliki beberapa keunggulan dalam mengidentifikasi sektor basis, antara lain penerapannya yang sederhana, mudah, dan tidak memerlukan perangkat lunak pengolahan data yang kompleks. Analisis ini dapat diselesaikan menggunakan spreadsheet Excel, atau jika datanya tidak terlalu banyak, dapat dilakukan dengan kalkulator. Berikut adalah rumus metode LQ:

LQ = (Xij/Xi) / (Xj/X)

Keterangan:

Xij       = Produksi (Produksi Tanaman Biofarmaka (kg)) jenis komoditas j pada Tingkat Kecamatan

Xi        = Produksi (Produksi Tanaman Biofarmaka (kg)) Total jenis komoditas pada Tingkat Kecamatan

Xj        = Produksi (Produksi Tanaman Biofarmaka (kg)) jenis komoditas j pada Tingkat Kabupaten/Kota

X         = Produksi (Produksi Tanaman Biofarmaka (kg)) Total jenis komoditas pada Tingkat Kabupaten/Kota.

Interpretasi Nilai LQ

LQ > 1: Menunjukkan bahwa kecamatan tersebut memiliki spesialisasi atau keunggulan dalam produksi tanaman biofarmaka tertentu. Produksi di wilayah ini lebih besar dibandingkan dengan produksi rata-rata di wilayah referensi.

LQ = 1: Mengindikasikan bahwa produksi tanaman biofarmaka di wilayah tersebut seimbang dengan produksi di wilayah referensi.

LQ < 1: Menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak memiliki spesialisasi dalam produksi tanaman biofarmaka tersebut. Produksi tanaman tersebut lebih rendah dibandingkan dengan wilayah referensi.

Hasil Analisis

1. Cabe Besar:

a. LQ dari tahun 2019 hingga 2023 menunjukkan bahwa nilai LQ selalu di bawah 1. Hal ini mengindikasikan bahwa Cabe Besar bukan merupakan komoditas basis di Kecamatan Kandangan selama periode tersebut.

b. Rata-rata LQ Cabe Besar adalah 0,63041, yang menegaskan statusnya sebagai non basis.

2. Cabe Rawit:

a. Nilai LQ untuk Cabe Rawit juga menunjukkan hasil yang bervariasi namun secara umum lebih rendah dari 1, kecuali pada tahun 2020 di mana nilai LQ mencapai 0,906252.

b. Rata-rata LQ Cabe Rawit adalah 0,721809, mengindikasikan bahwa komoditas ini juga termasuk kategori non basis.

3. Mentimun:

a. Pada tahun 2020 hingga 2023, nilai LQ Mentimun konsisten lebih besar dari 1, dengan rata-rata LQ mencapai 2,157227. Hal ini menunjukkan bahwa Mentimun merupakan komoditas basis di Kecamatan Kandangan dalam rentang waktu ini.

4. Terung:

a. Nilai LQ untuk Terung berfluktuasi di atas dan di bawah 1, dengan tahun 2021 dan 2022 menunjukkan status basis.

b. Rata-rata LQ adalah 0,773937, yang mengindikasikan bahwa Terung secara keseluruhan merupakan komoditas non basis, meskipun ada beberapa tahun di mana komoditas ini menjadi basis.

5. Tomat:

a. Tomat konsisten menjadi komoditas basis dengan nilai LQ di atas 1 dari tahun 2019 hingga 2023, kecuali pada tahun 2019.

b. Rata-rata LQ adalah 1,651866, menegaskan bahwa Tomat adalah komoditas basis di Kecamatan Kandangan.

6. Cabe Keriting:

a. Cabe Keriting tidak menjadi komoditas basis selama periode 2019 hingga 2023, dengan nilai LQ jauh di bawah 1 setiap tahunnya.

b. Rata-rata LQ adalah 0,153495, menunjukkan bahwa Cabe Keriting merupakan komoditas non basis.

7. Buncis:

a. Nilai LQ untuk Buncis adalah 0 di tahun-tahun awal, namun menunjukkan peningkatan pada tahun 2023 meski masih di bawah 1.

b. Rata-rata LQ adalah 0,248076, menunjukkan bahwa Buncis termasuk kategori non basis selama periode analisis.

Kesimpulan

  • Komoditas Basis: Mentimun dan Tomat adalah komoditas basis yang paling konsisten di Kecamatan Kandangan selama periode analisis, yang berarti bahwa kedua komoditas ini memiliki keunggulan kompetitif dan kontribusi yang lebih tinggi terhadap perekonomian lokal dibandingkan dengan wilayah lain.
  • Komoditas Non Basis: Cabe Besar, Cabe Rawit, Terung, Cabe Keriting, dan Buncis sebagian besar tergolong non basis, dengan nilai LQ di bawah 1. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi mereka terhadap perekonomian Kecamatan Kandangan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata wilayah lainnya.

Analisis Location Quotient (LQ) di Kecamatan Kandangan dari tahun 2019 sampai 2023 menunjukkan bahwa sektor jasa, pertanian, dan perdagangan merupakan sektor unggulan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pengembangan ekonomi di Kecamatan Kandangan, dengan fokus pada sektor-sektor yang memiliki konsentrasi relatif tinggi. Selain itu, hasil analisis juga dapat membantu dalam identifikasi sektor-sektor yang perlu dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

sumber: Foto Survey Kandangan/dokpri
sumber: Foto Survey Kandangan/dokpri
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Rosalina Kumalawati S.Si., M.Si., dosen pengampun mata kuliah Geografi Ekonomi, karena telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk analisis artikel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun