Indikator Kepemimpinan
Menurut Kartono dalam Isvandiari (2018), indikator kepemimpinan adalah sebagai berikut:
- Sifat : sifat seorang pemimpin sangat mempengaruhi gaya kepemimpinannya, yang dipengaruhi oleh kemampuan pribadi mereka, dan menentukan keberhasilan menjadi seorang pemimpin yang berhasil.
- Kebiasaan : kebiasaan memegang peranan kepemimpinan sebagai penentu perilaku seseorang pimpinan, yang menggambarkan segala tindakan yang dilakukan oleh seorang pimpinan.
- Temperamen : gaya perilaku yang cara unik seorang pimpinan menanggapi kritik.
- Watak : watak seorang pemimpin dapat menjadi penentu keberhasilannya dalam mempengaruhi keyakinan, ketekunan, daya tahan, dan keberanian.
- Kepribadian : kepribadian seorang pemimpin menentukan keberhasilannya
Kebijakan Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang berfungsi sebagai pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan adalah suatu ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada seseorang untuk bergerak (Damanik, 2021).
Kebijakan adalah sekumpulan gagasan dan prinsip yang berfungsi sebagai garis besar dan dasar untuk rencana pelaksanaan tugas dan urusan organisasi. Kebijakan juga mengacu pada situasi dan cara seorang pemimpin bertindak. Namun, ada juga orang yang mengatakan "kebijakan" sebagai alat untuk mencapai tujuan. Artinya, kebijakan adalah kumpulan tindakan pemimpin yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu yang diharapkan pegawai sebagai konstituen pemimpin, menurut Musakabe dalam Zabir (2018).
Noeng Muhadjir dalam Atik (2013) menggambarkan kebijakan sebagai upaya untuk memecahkan masalah sosial untuk kepentingan masyarakat dengan menggunakan prinsip keadilan dan kesejahteraan masyarakat sebagai dasar. Kebijakan harus memenuhi setidaknya empat tujuan penting, yaitu:
- Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
- Mewujudkan keadilan sosial melalui hukum, keadilan sosial, dan kesempatan untuk kreativitas dan prestasi individu
- Memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam diskusi, perencanaan, keputusan, dan pelaksanaan
- Memastikan pengembangan yang berkelanjutan.
Sementara Kebijakan, menurut Weihrich dan Koontz yang diungkapkan oleh Amin Priatna dalam Atik (2013) adalah alat untuk menumbuhkan harapan atau membersihkan hati. Kebijakan menentukan kebebasan, yang menunjukkan peran dan kekuatan dalam organisasi. Rencana juga merupakan kebijakan; ini dapat didefinisikan sebagai pernyataan, pemahaman, atau pengertian yang membantu orang membuat keputusan. Kebijakan tidak selalu merupakan pernyataan tetapi lebih sering, mereka merupakan implikasi dari tindakan manajer.
Dengan kata lain, kebijakan yang didasarkan pada pendapat ini berfungsi sebagai pedoman untuk membantu manajer membuat keputusan tentang komitmen. Untuk alasan ini, kebijakan yang dibuat dapat mencakup lingkup yang luas atau sempit. Perusahaan dapat membuat lingkungan kerja yang teratur dan efisien dengan kebijakan yang jelas mengatur tugas dan tanggung jawab karyawan. Kebijakan ini dapat memberi karyawan panduan yang jelas dalam menjalankan aktivitas mereka di tempat kerja, yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja secara keseluruhan (Atik, 2013).
Wiltshire dalam (Rahima, 2021) menyatakan bahwa kerja/pekerjaan adalah suatu kegiatan sosial di mana individu atau kelompok melakukan upaya selama waktu dan ruang tertentu, terkadang mengharapkan kompensasi finansial (atau dalam bentuk lain), atau tanpa mengharapkan imbalan tetapi dengan rasa kewajiban pada orang lain. Sedangkan menurut Jaenudin dalam (Rahima, 2021), arti kerja adalah kesadaran dan pemahaman individu tentang pekerjaan mereka dalam bentuk nilai-nilai yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan kebahagiaan hidup.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur dan fungsi operasionalnya didukung oleh kebijakan kerja. Ini adalah set standar yang dibutuhkan untuk mengarahkan perilaku, tindakan, dan kinerja karyawan di tempat kerja. Kebijakan kerja juga menunjukkan seberapa baik suatu tugas telah diselesaikan. Para ahli berpendapat bahwa kebijakan kerja menunjukkan seberapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan seorang karyawan dan dapat menyebabkan kelelahan, yang dapat mengurangi produktivitas (Goma, 2019).