Mohon tunggu...
Elsa Wulandari
Elsa Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Profesionalisme Perawat dalam Berpakaian

19 Desember 2022   15:24 Diperbarui: 19 Desember 2022   15:38 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perawat adalah tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan secara profesional dalam bidang keperawatan. Definisi perawat ini dimuat dalam UU No. 26 tahun 2019, "Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan,...", "Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan.." dan "Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat". Profesi perawat berhasil kembali mendapatkan kepercayaan sebagai profesi yang paling dipercaya dan memiliki etika yang tinggi pada hasil survey Gallup 2021 (Saad, 2022).

Perawat profesional dapat mengekspresikan penampilannya sesuai dengan nilai profesi dan etika profesinya. Hasil survei tersebut merupakan pencapaian besar bagi profesi perawat karena jika ditilik ke belakang, perawat menunggangi stigma-stigma negatif dalam masyarakat (Hoeve et al., 2014). Namun, pencapaian tersebut tidak mengartikan bahwa saat ini perawat sudah seluruhnya mereprentasikan seorang perawat yang profesional dan berpegang pada etik sehingga mereka dapat dipercaya oleh publik. Beberapa media memberitakan berita mengenai bagaimana seorang perawat dikritik, ditegur hingga diputuskan hubungan kerjanya akibat dari penampilannya yang tidak mencerminkan seorang perawat yang mulia.

Stigma buruk mengenai perawat sudah menyebar kepada publik sejak dahulu kala. Stigma yang berkembang pada masyarakat terbukti berbeda dengan bagaimana seorang perawat sebenarnya. Perbedaan pandangan ini sangat berkaitan dengan media yang menunjukan salah konsepsi dan menerapkan stereotype mengenai perawat. Salah satu stigma menunjukan bahwa perawat dihargai bukanlah berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tetapi karena kebaikannya dalam merawat pasien (Hoeve et al., 2014). Stigma ini jelas berbeda dengan yang sebenarnya ada dalam keperawatan yang memiliki cabang pengetahuannya yang mandiri.

Dalam upaya untuk mengubur stigma buruk mengenai perawat, perawat harus berusaha untuk menunjukan kepada publik mengenai seberapa profesional dan terpujinya seorang perawat.. Profesionalisme didefinisikan menurut Akhtar-Danesh dkk (2013) adalah sebagai "pengetahuan, intelektual, spesialisasi dan tanggung jawab". Porr dkk (2014) menyatakan, Profesionalisme memiliki peran terhadap bagaimana seorang perawat bersikap, bagaimana seorang menaati kode etik yang berlaku dan juga bagaimana seorang perawat berpenampilan (Wills et al., 2018). Dengan ini penampilan dapat membantu perawat untuk menciptakan kesan profesional kepada pasien.

Seorang pasien menginginkan perawat-nya dapat mudah dikenali sebagai seseorang yang kompeten, profesional dan intelektual. Maka dari itu, saat ini penampilan atau seragam dari perawat dapat memberikan kesan pertama terhadap profesionalitas seorang perawat dimata pasiennya (Munday, 2022). Perawat harus berhati-hati dalam merepresentasikan penampilannya, Porr, dkk (2014) menyebutkan, kesan negatif yang diberikan pasien akan mengurangi tingkat kepercayaan pasien kepada perawatnya. Clavelle, dkk (2013) mendeskripsikan bagaimana seharusnya perawat berpenampilan diantaranya perawat harus rapih, bersih, berpengetahuan dan mampu mengerjakan tugasnya (Wills et al., 2018). Penelitian lain juga memberikan hasil bahwa melakukan standarisasi pakaian perawat dapat memberikan dampak positif kepada pasien dan meningkatkan citra profesional seorang perawat (West et al., 2016).

Royal College of Nursing (2014) telah menjelaskan dengan cukup detail mengenai prinsip yang harus digunakan untuk memilih atau menggunakan seragam perawat. Terdapat tiga kunci yang harus dimiliki yaitu cerdas, aman dan praktis. Lebih jelasnya pakaian perawat harus memudahkan mobilitas dan nyaman, memiliki daya tahan baik mengenai frekuensi penyucian, dapat memudahkan identifikasi, merepresentasikan citra profesional, dapat meningkatkan citra yang diinginkan, mencerminkan jenis pekerjaan dan mempertimbangkan keamanan tanggung jawab staf (Arifiana et al., 2018).

Kembali pada banyak berita yang memberitakan tidak sesuainya pakaian perawat dengan profesi perawat. Terdapat pakaian perawat yang menggunakan rok padahal dilihat dari segi kenyamanan perawat lebih baik menggunakan celana (Arifiana et al., 2018), ditambah dengan pemakaian rok diatas lutut tanpa menggunakan stocking yang tidak dianjurkan digunakan oleh seorang perawat (Arifiana et al., 2018)(Munday, 2022). 

Stigma bukan hanya diciptakan oleh orang lain yang jelas-jelas salah paham mengenai profesi perawat. Lebih dapat ditoleransi jika orang awam salah menempatkan stigma buruk pada profesi perawat karena mereka tidak tahu nilai dan profesionalitas apa yang ada di dalam profesi ini. Mirisnya adalah terkadang perawat itu sendiri yang membangun stigma buruk terhadap profesinya sendiri. Menurut saya, selain melakukan standarisasi terhadap penampilan perawat demi meningkatkan citra profesional perawat, calon perawat juga harus dididik lebih lagi mengenai bagaimana cara menjaga nilai dan citra profesinya sendiri.

REFERENSI

Arifiana, D., Simatupang, G. R. L. L., & Gustami, S. (2018). Pakaian Seragam Perawat: Sebuah Rancangan Penelitian. Corak, 7(1), 79--88. https://doi.org/10.24821/corak.v7i1.2649

Hoeve, Y. ten, Jansen, G., & Roodbol, P. (2014). The nursing profession: Public image, self-concept and professional identity. A discussion paper. Journal of Advanced Nursing, 70(2), 295--309. https://doi.org/10.1111/jan.12177

No, P. (26). Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan [JDIH BPK RI].(nd). Retrieved March 16, 2022.

Munday, R. (2022, September 28). A Guide To Nursing Dress Codes. Nurse Journal. https://nursejournal.org/resources/nurse-dress-codes/

Saad, L. (2022, January 12). Military Brass, Judges Among Professions at New Image Lows. Gallup. https://news.gallup.com/poll/388649/military-brass-judges-among-professions-new-image-lows.aspx

West, M. M., Wantz, D., Campbell, P., Rosler, G., Troutman, D., & Muthler, C. (2016). Contributing to a quality patient experience: Applying evidence based practice to support changes in nursing dress code policies. Online Journal of Issues in Nursing, 21(1). https://doi.org/10.3912/OJIN.Vol21No01Man04

Wills, N. L., Wilson, B., Woodcock, E. B., Abraham, S. P., & Gillum, D. R. (2018). Appearance of Nurses and Perceived Professionalism. International Journal of Studies in Nursing, 3(3), 30. https://doi.org/10.20849/ijsn.v3i3.466

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun