Untuk yang satu ini saya tidak bisa menemukannya, aku dan temanku membeli ikan lele di pasar, ikan yang sengaja diternakan untuk dijualkan dan tentu makan por atau pelet ikan.
Setelah ikannya masak masukan Mbacangnya, kalau Mbacangnya sudah dimasukannya jangan terlalu lama didihkan hal ini untuk menghindari Mbacangnya jadi lembek. Sentuhan rasa terakhir masukan daun salam dua sampai tiga buah, masukan potongan daun bawang jangan lupa masukan garam sesuai selera. Hidangkan "Masak Kuning" Â bersama nasi panas, nasi dari padi yang baru dipanen.
Tidak lupa lalapan, lalu santap bersama orang-orang tercinta anda, keluarga atau teman misalnya. "Masak Kuning" ditemani nasi panas disantap bersama keluarga tercinta ditengah persawahan, suasana yang tidak mungkin aku dapat ditengah hiruk pikuk kota.
Sensasi rempah-rempah, pedasnya cabe, masamnya buah Mbacang, angin sepoi-sepoi ditengah sawah, suara berisik adik-adikku yang berebutan  piring, percapakapan ibu dan ayah tentang hasil panen adalah memoar berharga yang saat ini saya rindukan.
Betapa nyeseknya hati dikala memoar itu tiba-tiba berkelebat seperti bayangan ketika saya makan sendirian.  Untung minggu lalu saya makan  "Masak Kuning" bersama teman satu kampung kalau  makan sendiri ah entalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H