Hari ini benar-benar terjadi, sekarang  laki-laki itu bersanding dengan wanita lain, mereka bak ratu-dan  raja. Mereka terlihat amat bahagia dipelaminan  yang dipenuhi bunga-bunga, duduk dikursi mewah dan sekarang lihatlah mereka akan bernyanyi, bernyanyi untuk berbagi kebahagian kepada para tamu undangan. Lagu yang mereka nyanyikan amat pas "Bukan Cinta Biasa" dari Siti Nurhaliza. Gemuruh tepuk tangan dari tamu undangan, cepat-cepat kamera mengabadikan nyayian romantis mereka. Ratu dan raja bernyanyi sambil berpegangan tangan, perempuan itu bernyanyi memegang tangan laki-laki itu sambil memegang satu buket bunga mawar merah, pemandangan yang mendatangkan haru sekaligus cemburu.
Mata nanar dan panas melihat pemandangan itu, suasana hati sulit dijelaskan marah, ingin berteriak, menangis . Kemana perasaan laki-laki itu? tidakkah dia melihatku yang duduk dikursi tidak jauh dari pelaminannnya, apa selama ini dia tidak menganggap Aku sama sekali. Laki-laki itu benar-benar tenggelam dengan kebahagianya. Seharusnya Aku tidak datang ke pesta ini, Aku seharusnya tidak disini!. Aku terlalu bodoh dan naif terbujuk dengan permohonannya sore tadi lewat telpon.
"Datanglah, mohon dengan sangat datang sekali ini saja"
"Nanti ada mobil yang akan menjemput"
"Akad nikahnya setelah magrib"
 Entah setan apa yang mendorong tiba-tiba saja Aku sudah berada di tempat nereka ini, tempat pesta pernikahan laki-laki itu.Menyaksikan betapa meriahnya pesta pernikahan laki-laki itu, sebagai tamu yang diundang dengan spesial  Aku hanya duduk diam dan sakit hati. Aku sedang tidak duduk dikursi tamu undangan, aku duduk ditepi jurang curam. Sebelum mereka berfoto mengabadikan kenangan indah mereka , Aku lebih  dulu  mengabadikannya  dalam bingkai sakit hati. Penghianatan ini  untuk yang kedua kalinya, yang pertama ia lakukan dengan cara diam-diam tahu-tahu sudah beranak-pinak dengan perempuan lain. Setelah dia memutuskan untuk kembali dan melayangkan surat cerai dengan perempuan keduanya, walupun dengan berat hati Aku coba menerimanya kembali.Â
Belum lama waktu berselang setelah kembali, Aku sudah mendengar desas-desus laki-laki itu sudah main perempuan lagi. Tetangga sudah ramai menggosipkannya. Gosip itu sering terdengar ketika mamang sayur komplek menjajalkan jualannya
"Aku harus bersabar"
"Seiring waktu Aku yakin dia akan berubah"
Sampai tiba waktunya Aku sadar bahwa laki-laki itu tidak akan pernah berubah, tidak akan pernah!. Aku percaya  itu. Setelah hari ini mataku panas dan hati remuk menyaksikan pernikahannya yang gemerlap sekaligus Aku tertawa geli ketika mendengar para undangan menggosipkan bahwa si pengantin perempuan sudah hamil tiga bulan. Entah apa yang ingin kupastikan, setelah acara selesai Aku berbicara sebentar dengan laki-laki itu dikamar pengantinya selagi istrinya sedang tertawa denga sahabat-sahabatnya yang datang
"Tadi Aku mendengar dari para tamu"