Mohon tunggu...
Elsa ArifatulFauziah
Elsa ArifatulFauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatkan Daya Tarik Pengunjung, Mahasiswa KKN-T Nganjuk'31 Ciptakan Photobooth Tradisional

15 Juni 2023   05:03 Diperbarui: 15 Juni 2023   05:51 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Menggambar menggunakan spidol putih

Nganjuk- Photobooth adalah suatu tempat khusus untuk pengambilan foto atau dokumentasi.  Pembuatan  photobooth  bertujuan untuk menambah daya tarik dan meningkatkan minat pengunjung untuk berkunjung ke Taman Kwagean. Pengunjung nantinya tidak hanya bisa jalan-jalan menikmati pemandangan, tetapi juga bisa berswafoto dan mengabadikan momen bahagia bersama dengan teman, keluarga dan orang terdekat di Taman Kwagean. Dalam proses implementasi photobooth di Taman Kwagean, kelompok KKN-T Proyek Desa Nganjuk'31 telah melakukan Anakoling terlebih dahulu dan memilih spot foto tradisional sebagai konsep dari salah satu photobooth yang akan dibuat. 

Gambar 2. Kerangka
Gambar 2. Kerangka

Spot foto tradisional yang dibuat adalah gunungan yang merupakan salah satu photobooth yang nantinya akan dipasang di Taman Kwagean dengan konsep dan bentuk yang mirip dengan gunungan pada wayang kulit. "Gunungan pada wayang kulit berbentuk kerucut (lancip ke atas) melambangkan kehidupan manusia. Semakin tinggi ilmu dan semakin tua manusia harus semakin mengkerucut (semakin dekat dengan Sang Pencipta)," Ujar Alfionita (21) Wakil Ketua KKN-T Nganjuk'31.

Proses pembuatan spot foto ini dimulai pada minggu ketiga bulan Maret. Material yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan photobooth gunungan ini adalah kayu jati, mahoni serta hardplek (calsiboard). Hal itu dikarenakan bahan-bahan tersebut dianggap lebih cocok apabila ditempatkan diluar ruangan, tidak mudah lapuk dan dimakan rayap. Proses pembuatan gunungan dimulai dari merangkai kerangka dasar gunungan yaitu dari bahan dasar kayu jati dan mahoni yang dirakit sedemikian rupa membentuk sisi luar gunungan.

 Setelah itu, sisi depan ditutup menggunakan hardplek (calsiboard) yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa seperti gunungan. Proses selanjutnya yaitu memaku seluruh sisi agar hardplek bisa menutup sisi depan dengan sempurna. Sebelum diwarnai, seluruh sisi hardplek harus dilapisi menggunakan campuran semen putih dan lem bangunan. Setelah lapisan tersebut kering, sisi hardplek diamplas sampai benar-benar halus dan merata.

Gambar 3. Mengecat menggunakan campuran cat kayu dan thinner
Gambar 3. Mengecat menggunakan campuran cat kayu dan thinner

Selanjutnya, seluruh sisi hardplek diwarnai dengan warna dasar hitam. Biarkan sampai kering, lalu dilukis menggunakan cat warna putih dan gold. Gambar yang dilukis ataupun dicat pada gunungan ini tidak semata-mata random atau sesuai keinginan, tetapi semua hal yang tercantum pada photobooth ini memiliki filosofi tersendiri. Gambar pertama ada jambu biji sebagai lambang buah yang marak ditemukan di Desa Kwagean, yang kedua daun jati bermakna bahwa pohon jati marak ditemukan di seluruh wilayah Desa Kawagean, bahkan mayoritas masyarakat Desa Kwagean memiliki mata pencaharian sebagai pemilik usaha meubel kayu jati, tukang bahkan memiliki galangan kayu jati. 

Ketiga ada jamur sebagai pertanda salah satu UMKM yang ada di Desa Kwagean. Yang ketiga yaitu identitas Taman, nama "Taman Kwagean" juga tercantum dalam gunungan tersebut dan ditulis menggunakan aksara Jawa dan masih banyak lagi hal-hal berbau seni yang tercantum pada photobooth tersebut seperti batik mega mendung dan lain-lain. Setelah proses mengecat dan melukis selesai, butuh waktu sekitar 5 hari hingga benar-benar kering dan siap untuk dipenis pada proses finishing. 

Gambar 4. Menggambar menggunakan spidol putih
Gambar 4. Menggambar menggunakan spidol putih

Pada proses finishing pylox transparan digunakan agar sisi depan terlihat mengkilap. Photobooth gunungan ini diletakkan di tengah taman karena tidak tergenang air untuk menghindari photobooth cepat lapuk karena terendam air hujan. "Semoga dengan adanya photobooth gunungan ini bisa menjadi gambaran bagaimana kehidupan yang ada di Desa Kwagean tanpa meninggalkan hal-hal yang berbau tradisional dan nguri-uri budaya Jawa,"Ucap Zianna (22) Ketua KKN-T Nganjuk'31.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun