Mohon tunggu...
Elly Maria Silalahi
Elly Maria Silalahi Mohon Tunggu... profesional -

I'm a woman who wants to live in peace among different tribes, races and religions. cause the differences were created by God will lead the beauty of harmonization in the earth

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sampah di Lokasi Wisata: Potensi Negatif Pariwisata Indonesia (Hasil Renungan EEB)

12 Februari 2016   15:39 Diperbarui: 12 Februari 2016   16:46 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="1st Anniversary Emak-Emak Backpacker"][/caption]

EEB atau Emak Emak Backpacker berkomitmen ingin ikut memajukan Pariwisata Indonesia. EEB terdiri dari para perempuan  tangguh bersatu memadukan hobi dan visi yang sama ini,  baru saja merayakan ultah yang pertama. Di acara Anniversary 1st di Wisma Argamulia, Cisarua, Bogor 30-31 Januari 2016, yang bermember lebih dari 2.380 member yang berada di luar kota dan luar pulau di Indonesia hingga ke manca Negara, dihadiri sekitar 53 member  mewakili berbagai wilayah di Jabodetabek dan Bandung. Sebagai salah satu group backpacker, EEB sebenarnya masih balita, meskipun begitu kiprahnya tidak balita lagi, tetapi juga masih banyak harus belajar. Tumbuh dan kembangnya masih tertatih dan kadang terseok, tetapi berkat semangat emak-emak yang tidak ada matinya, maka EEB terus bertumbuh dan mempunyai idealisme dalam berwisata.

[caption caption="Ultah EEB"]

[/caption]

EEB didirikan pada 31 Januari 2015 adalah Komunitas Emak-Emak Backpacker usia 35 hingga 74 tahun, terdiri dari perempuan dan ibu rumah tangga, sebagai  ajang untuk komunikasi dan silahturahmi tanpa membicarakan atau menyinggung SARA, POLITIK dan PORNOGRAFI. Khusus sebagai tempat sharing pengalaman jalan-jalan sebagai Backpacker Dunia & Indonesia yang diprakarsai penulis sendiri sebagai founder EEB yaitu Elly Maria Silalahi. Berbagai kopdar sudah diawali tahun lalu di Plaza Semanggi 19 Februari 2015 yang lalu dan sudah  sering mengadakan Kopi Darat (Kopdar) dan Trip seperti mengunjungi megalitikum Gunung Padang, mengunjungi pantai-pantai indah Pahawang dan Kiluan Lampung, mengunjungi Kota Tua Jakarta, serta terakhir melintasi padang pasir Gunung Bromo, . Untuk luar negeri, negara yang sudah pernah didatangi oleh EEB baru Malaysia, Macau, Hong Kong, dan Shenzhen. Tahun ini akan bertambah destinasi ke Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Korea. Sedangkan para member EEB secara pribadi sudah melalang buana ke semua benua dan wisata Indonesia.

[caption caption="EEB di Bromo"]

[/caption]

EEB ingin sekali ikut serta membantu promosi Pariwisata Indonesia, banyak hal yang sudah dilihat di negara orang, dan banyak manfaat yang dilihat dari negara orang, padahal potensi wisata Indonesia tidak kalah tapi masih kalah dalam devisa wisata.  Ribuan area wisata yang berpotensi meraup keuntungan dari pariwisata seperti pantai, gunung, benda-benda bersejarah yang bisa dikemas secara indah dan mudah dicapai karena ketersedian angkutan umum ke lokasi wisata. Sebagai seorang backpacker yang tidak selalu mengandalkan fasilitas seperti sewa mobil, angkutan umum ke lokasi wisata dengan angkutan yang bersih, nyaman dan murah merupakan prioritas untuk memajukan Pariwisata Indonesia.

[caption caption="EEB di Madakaripura"]

[/caption]

Selain mudahnya transportasi yang murah, nyaman dan bersih, tidak kalah pentingnya adalah kebersihan, hal ini  yang menjadi perhatian para emak-emak adalah “Kebersihan Lokasi Wisata”. EEB ingin sekali perhatian Dinas Pariwisata setempat untuk mewujudkan wisata yang bersih, dengan mengedukasi pelancong atau pesiar khususnya para turis domestik untuk tidak meninggalkan sampah dimana mereka berwisata. Selama ini dimana-mana di area wisata, terdapat banyak sampah bertebaran atau beronggok, baik itu sampah plastik, sampah basah makanan hingga sampah kertas, sehingga menimbulkan hawa kurang sedap dan banyak lalat. Meskipun sudah disiapkan tempat sampah tapi tetap saja para para turis domesitik  malas membuang ke tempat sampah. Hal ini merupakan potensi negatif untuk wisata Indonesia, kelihatan sepele tapi sesungguhnya merupakan image atau wajah wisata kita.

Bagaimana cara mengedukasi para pesiar dan pelancong? Banyak hal yang bisa dilakukan,  salah satunya menyiapkan TEMPAT SAMPAH dengan berbagai jenis sampah di semua lokasi wisata, dan bukan hanya 1 saja tapi hingga puluhan dan ditempatkan diberbagai sudut tanpa menutupi keindahan alam wisata tersebut.

Kedua, TIKET MASUK masuk disertakan imbauan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Setiap tiket masuk semua wisata di Indonesia dibuat gambar atau imbauan untuk membuang sampah di tempat sampah.

Ketiga, disiapkan BANNER atau SPANDUK ANTI SAMPAH atau indahnya kebersihan diberbagai tempat wisata yang mudah dilihat oleh para turis domesitik dan internasional. [caption caption="EEB di Kota Tua Jakarta"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun