Mohon tunggu...
Robertus Elyakim Lahok Bau
Robertus Elyakim Lahok Bau Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Literasi di Komunitas Secangkir Kopi

Aktif menulis di media masa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kesejahteraan Masyarakat: Rezim Makna

22 Februari 2019   12:52 Diperbarui: 24 Februari 2019   15:34 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: arrick.info

Misalnya: Membedakan tradisonal dan modern. Diferong berarti kita tahu membedakan tradisonal dan modern tetapi sekaligus dengan itu kita menangguhkan dengan tidak mengambil keputusan mengikuti salah satunya. Ketegangan antar kedua kutub yang dibiarkan terbuka dan tidak selesai. Secara semiotis, ketegangan ini merupakan ruang produksi makna secara kreatif dan baru hingga menimbulkan teater makna dalam bentuk ironi, tragis dan komis bercampur baur hingga tidak pernah selesai dengan tidak memutuskan sesuatu. 

Diferong juga juga kata kerja transitif dan intransitif. Artinya kata kerja pasif dan sekaligus aktif. Dalam diferong ada aktivitas sekaligus pasivitas. membutuhkan obyek sekaligus tidak membutuhkan obyek. maka apa itu diferong, diferong adalah suspensi makna. makna ditangguhkan.

"Gerakan-gerakan dekonstruksi tidak menghancurkan struktur-struktur dari luar. Bekerja secara niscaya dari dalam meminjam segala sumber strategis dan ekonomis subversi dari struktur yang lama, meminjam mereka secara struktural tanpa dapat mengisolasi unsur-unsur dan atom-atom mereka. Upaya dekonstruksi dalam cara tertentu selalu memangsa karyanya sendiri.", terang Deridda.

Dengan demikian kata F. B. Hardiman, mustahil membangun rezim makna yang konsisten sehingga kita bisa memujanya sebagai kebenaran. Karena struktur itu sendiri akan mengkhianati dirinya. Rezim itu sendiri terdiri dari komponen-komponen yang akan membatalkan struktur secara keseluruhan.  

Menanggapa kritik dari Walter Benyamin yang melihat teori dekonstruksi deridda akan membawa kita pada paham nihilisme dan relativisme maka Deridda balik menunjukan bahwa teks Walter Benyamin itu sendiri mendekonstruksi diri. Bunuh diri tekstual karena kategori yang dibangun sejak awal berkontaminasi satu sama lain dan runtuh serta tidak lagi punya makna yang bisa diputuskan. Selalu ada dua hal yang bertentangan dan tak perlu ada keputusan untuk memihak kepada salah satu.

Saya mencoba memahami dekonstruksi Deridda dalam kehidupan manusia sekarang.

1.  Kesempurnaan manusia atau proses memanusiakan manusia tak pernah sampai dengan satu konsep tunggal yakni kesejahteraan. Ada pilihan lain yang dapat diambil untuk mengupayakan kesempurnaan hidup. Dengan memilih hidup bahagia manusia tentu tak perlu mencapai titk kesejahteraan. Dengan memilih hidup sukses, tentu tidak perlu harus sampai pada kesejahteraan hidup. 

2. Dekonstruksi membuka peluang untuk melihat tujuan hidup tidak dengan memutuskan untuk hidup sejahtera tetapi mempertentangkan kesejahteraan tersebut dengan pilihan hidup lain serta tidak mengambil keputusan atas pilihan yang bertentangan tersebut sehingga membuka ruang produksi makna secara kreatif dan baru.

3. Kecendrungan manusia zaman ini memahami kehidupan universal dengan satu konsep kesejahteraan masyarakat. Manusia berupaya mendefinisikan dan mengidentifikasikan jenis-jenis kesejahteraan dalam metode kerja ekonomi, kerja berpolitik dan kerja sosial. Artinya bahwa kalau mau sejahtera manusia harus bekerja. Resim makna seperti ini perlu didekontruksi untuk menemukan makna kehidupan terus menerus secara baru.

4. Derrida memaknai dekonstruksi dengan arti memahami teks sebagai peristiwa. Teks atau realitas hidup yang kita temukan hari ini tidak akan sama ketika kita bertemu besok atau lain waktu. Seharusnya makna kesejahteraan masyarakat yang sudah lama jadi jualan tidak perlu terus dijadikan standar tunggal. Manusia tidak seharusnya membatasi dirinya hanya pada kesejahteraan masyarakat tetapi berupaya menemukan makna lain setiap kali berhadapan dengan teks kehidupan. 

Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun