Mohon tunggu...
Robertus Elyakim Lahok Bau
Robertus Elyakim Lahok Bau Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Literasi di Komunitas Secangkir Kopi

Aktif menulis di media masa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan di Atapupu

1 Februari 2019   13:09 Diperbarui: 1 Februari 2019   13:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan tertawa lebar
Ia bertanya, "lama kamu menanti?"
Yah, kampung ini hampir saja pergi tanpa dirimu
Besok para nelayan boleh menanam
Di mana? Di bibir Pantai

Hujan tersenyum basah malu-malu
Katanya, "Kita sedang ber-rasul"
Seperti barisan buruh yang dikejar klakson tanpa henti
Hujan pun lari ber-rasul memikul klakson nanti

Hujan
Kau buat hati nelayan riang gembira
Jagung tumbuh di pesisir pantai
Ikan pun berenang di muara sungai

Nelayan sudah menyalakan api
Memetik belimbing di kebun petani
Dan meyeduh kopi buruh pelabuhan 

Hujan
Kua asem sudah datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun