Hujan tertawa lebar
Ia bertanya, "lama kamu menanti?"
Yah, kampung ini hampir saja pergi tanpa dirimu
Besok para nelayan boleh menanam
Di mana? Di bibir Pantai
Hujan tersenyum basah malu-malu
Katanya, "Kita sedang ber-rasul"
Seperti barisan buruh yang dikejar klakson tanpa henti
Hujan pun lari ber-rasul memikul klakson nanti
Hujan
Kau buat hati nelayan riang gembira
Jagung tumbuh di pesisir pantai
Ikan pun berenang di muara sungai
Nelayan sudah menyalakan api
Memetik belimbing di kebun petani
Dan meyeduh kopi buruh pelabuhanÂ
Hujan
Kua asem sudah datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H